Afifah Gagal Dapatkan 'Kartu Jokowi'
Ia mengaku ke petugas tidak tahu undangan seperti apa yang harus ia bawa
Editor: Hendra Gunawan
![Afifah Gagal Dapatkan 'Kartu Jokowi'](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kartu-indonesia-sehat-dan-pendidikan_20141105_224045.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sekitar pukul 11.00, Selasa (18/11/2014) kemarin, Afifah (54) sudah menginjakkan kaki di Gedung PT Pos Indonesia (Persero), Jalan Lapangan Banteng Utara no 1, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Sembari melangkah perlahan menuju lantai I, warga Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, itu menyimpan harapan besar untuk mendapat bantuan melalui Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS). Sebab PT Pos Indonesia menjadwalkan pengambilan bantuan PSKS mulai 18 November 2014 kemarin hingga 12 Desember 2014 mendatang.
Afifah yang mengenakan baju hitam yang terbilang cukup lusuh itu lalu melangkah menuju loket antrean pendaftaran. Ia melihat banyak orang menyerbu loket pendaftaran dan loket antrean pengambilan bantuan di loket 35 hingga 39.
Tak lupa, Afifah membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga dan Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Lalu dengan percaya diri ia nyelonong masuk dan menuju loket. "Maaf ibu, kami bisa lihat dulu kelengkapannya?" tanya seorang petugas keamanan PT Pos di pintu masuk.
Wajah Afifah tampak kaget. Sejenak kemudian, ia bisa menguasai diri. Dengan tersenyum kecil, Afifah membuka tas usangnya. Sambil memberikan beberapa kertas foto kopian ke petugas, Afifah mengangguk sambil tersenyum. "Ini pak.." ucapnya pelan.
Ketika melihat-melihat berkas-berkas yang dibawa Afifah, petugas ini mengerinyitkan dahi dan berkata "Maaf ibu, apakah ibu bawa undangan dari Pos?"
Afifah tampak kebingungan. Kedua tangannya menggenggam tas sambil menggelengkan kepala. Ia mengaku ke petugas tidak tahu undangan seperti apa yang harus ia bawa.
Petugas yang mengenakan seragam biru ini pun memaparkan beberapa syarat pengambilan bantuan PSKS. Namun, Afifah pun tetap tak mengerti.
Seperti diketahui, warga diperbolehkan atau dipersilakan mengambil bantuan PSKS apabila memiliki undangan dari PT Pos Indonesia. "Maaf ya ibu, masih ada yang mau mengantre. Ditunggu saja ya bu. Pos akan kirimkan undangan," kata petugas.
Afifah hanya diam dengan wajah kebingungan, saat dipersilakan petugas untuk pindah dari antrian. Sebab saat itu cukup banyak warga yang ingin mendapat bantuan itu.
Afifah lalu duduk di dekat antrean pendaftaran. Ketika diwawancarai, wanita asal Pekalongan ini mengaku tak pernah ada undangan yang dikirim PT Pos Indonesia. "Undangannya seperti apa mas. Saya gak tahu," ucapnya pelan.
Ketika ia melihat selembar kertas putih yang dimiliki salah seorang warga yang tengah duduk di sebelahnya, Afifah pun berkata. "Oh yang ini.. Saya gak punya."
Wanita berambut putih ini akhirnya memilih untuk pulang. Ketika ditanyai kembali, dirinya mengaku suaminya yang sedang sakit tengah menunggunya di rumah.
"Saya ke sini buat suami saya. Suami saya sakit mas. Makanya saya mau punya kartunya Jokowi yang kayak orang bilang. Katanya ada kartu sehat," katanya.
Namun harapannya untuk bisa segera mengobati sang suami kandas. Afifah pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa 'kartu sakti Jokowi'. "Maaf saya sedang buru-buru. Suami saya nunggu saya," ujarnya. (Panji Baskhara Ramadhan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.