"Gak Manusiawi, Doa Orang Miskin dan Teraniaya Didengar Allah, Ingat itu"
"Lu ngelawan kami makin beringas! Bajingan kalian!" teriak salah seorang petugas penertiban saat menghalau PKL yang hendak melawan petugas.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) secara mendadak yang dilakukan ratusan personel Satuan Polisi Pamong Praja (PP) di Kawasan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, menuai ricuh, Rabu (31/12/2014). Bahkan, penertiban ini diwarnai aksi lempar batu di Kawasan Simbol Ibu Kota itu.
Diketahui, awal mula terjadinya aksi lempar batu tersebut dimulai dari ratusan PKL Monas yang kesal barang dagangannya diangkut dan dirusak petugas penertiban yang berpakaian dinas cokelat ini. Aksi anarkis yang dilakukan PKL Monas, membuat beberapa Satpol PP ini naik pitam.
Beberapa pengamatan yang ditemukan di lokasi, para petugas Satpol PP ini mengamuk. Selain merusak dan membanting barang dagangan, petugas juga memukul, menjambak rambut, bahkan mencekik para pedagang yang mencoba menyelematkan barang dagangannya yang hendak diangkut petugas.
"Lu ngelawan kami makin beringas! Bajingan kalian!" teriak salah seorang petugas penertiban saat menghalau PKL yang hendak melawan petugas.
Suara teriakan dan tangisan histeris para PKL, saling beradu di Kawasan Pintu Timur Monas. Penertiban yang diwarnai kekisruhan saat itu berlangsung selama satu jam. Bahkan tragedi saling adu pukul antara PKL dan Satpol PP pun juga sempat terjadi.
Hal ini membuat para PKL Monas semakin kesal akan tindak kekerasan yang dilakukan para Satpol PP. Hendrawan (40), pedagang bakso di Monas mengakui, cara penertiban yang dilakukan Satpol PP tidaklah manusiawi.
"Tertibin boleh aja pak. Cuma jangan pakai kekerasan dong. Kami di sini semua orang miskin. Nyari duit buat ngisi perut," ucap Hendrawan yang saat itu turut kabur dari kejaran petugas.
Senada dengan pedagang lainnya, Khadijah (44), pedagang soto mie yang sudah berjualan di Monas selama lima setengah tahun ini mengaku, aksi anarkis PKL terhadap Satpol PP merupakan tindakan yang wajar. Sebab, menurut dia, PKL Monas emosi lantaran beberapa barang dagangan PKL dirusak petugas.
"Sialan! Gak manusiawi! Saya sumpahin masuk neraka tuh mereka! Doa orang miskin dan teraniaya di dengar Allah. Ingat itu!" teriak wanita berkerudung hitam.
PKL bertindak anarkis
Kepala Seksi Opersional (Kasiops) Satpol PP Kota Administrasi Jakarta Pusat, Maruli Sijabat menuturkan, para petugas emosi lantaran PKL bertindak anarkis.
"Salah satu personil Satpol PP dari Kecamatan Kemayoran menjadi korban pelemparan batu oleh PKL. Sehingga, personel yang lain tersulut emosinya, dan mengejar para PKL lainnya," ucap Maruli.
Selain itu dirinya mengaku, pihaknya saat itu melakukan penertiban lantaran agar monas steril dari PKL di saat pergantian tahun.
"Kami akan lakukan terus penertiban, ini salah satu kepedulian kita agar tempat ini bebas dari Pedagang Kaki Lima," ujar Maruli. (Panji Baskhara Ramadhan)