Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wagub Targetkan Terminal Pengganti Pulogadung Harus Jalan Tiga Bulan Lagi

Pembangunan Terminal Pulogebang, Jakarta Timur sudah mulai rampung pada tahun 2012 lalu

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Wagub Targetkan Terminal Pengganti Pulogadung Harus Jalan Tiga Bulan Lagi
Warta Kota/Dita Relawati Alifah
Terminal bus terpadu sentra timur Pulogebang masih sepi karena akses jalan atau flyover belum jadi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pembangunan Terminal Pulogebang, Jakarta Timur sudah mulai rampung pada tahun 2012 lalu. Namun, hingga kini, terminal terbesar di Ibu Kota Jakarta itu belum bisa dioperasikan secara maksimal.

Hal ini dikarenakan pembangunan jembatan penghubung yang merupakan keluar masuk tol Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Jembatan itu menghubungkan jalan dari arah Tanjung Priok, Jakarta Utara dan Cikampek.

"Operasionalisasi Terminal Pulogebang belum bisa dilaksanakan karena pembangunan jembatan yang masuk dari tol belum selesai," kata Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Pargaulan Butar-Butar saat dihubungi di Balai Kota DKI, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (13/1/2015).

Mantan Kepala Unit Pengelola Transjakarta itu mengatakan, pembangunan jembatan penghubung itu sudah dikerjakan. Namun, dia tidak mengetahui berapa besaran anggaran untuk pembangunan jembatan itu. Pasalnya, semua pengerjaan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.

"Kalau pembangunan terminalnya sendiri kan sudah selesai, tinggal menunggu pembangunan jalan keluar dan masuk angkutan dari terminal menuju jalan tol lingkar luar yaitu Cikunir," ujar Pargaulan.

Dia berharap pada tahun 2015 ini, pembangunan jembatan penghubung di Terminal Pulogebang bisa dirampungkan. Sehingga, Terminal Pulogebang bisa dioptimalisasikan.

‎Terminal Pulo Gebang dibangun untuk ‎sebagai pengganti Terminal Pulogadung. Sejak awal pembangunan pada masa pemerintahan Fauzi Bowo. Terminal Pulogebang direncanakan akan menjadi terminal terbesar di Indonesia dan merupakan bagian dari konsep pengembangan kawasan sentra primer baru timur (SPBT).

Berita Rekomendasi

Terminal ini dapat menampung sebanyak 2.977 bus AKAP, yang terdiri dari dua lantai dan dilengkapi area parkir seluas 18 ribu meter persegi untuk menampung kendaraan pribadi. Areal parkir yang dibangun juga terdiri dari dua lantai dengan daya tampung sebanyak 310 unit di lantai dasar dan 225 unit di lantai satu. Tujuannya, pemilik kendaraan pribadi yang ingin melanjutkan perjalanan dengan bus dapat menitipkan mobilnya di areal parkir terminal.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menyambangi Terminal Pulogebang, yang diresmikan pada tahun 2012 lalu. Mantan Wali Kota Blitar itu kecewa karena Terminal Bus Antar Kota dan Antar Provinsi (AKAP) itu tidak beroperasi dengan maksimal.

Padahal, dengan luas sekitar 14,5 hektar itu bisa membantu mengangkut para penumpang yang berasal dari luar kota atau provinsi. Djarot mengaku kagum dengan luas dan fasilitas yang telah dibangun di sana. Dia mengatakan, terminal itu merupakan terbesar yang ada di Asia.

"‎Saya barusan, tadi pagi pergi kesana, melihat luas dan bangunannya, itu bisa jadi luasnya itu enggak cuma sekadar paling luas di Jawa, tapi paling luas di Asia. Lahannya 14,5 hektar, dan bangunannya tiga lantai," kata Djarot di Halte Bus Transjakarta Dukuh Atas, Selasa (6/1/2015).

Dia mengaku binggung mengapa terminal tersebut hingga saat ini belum juga difungsikan. Padahal, ia menilai potensi yang dimiliki oleh terminal tersebut sangat besar. Bukan saja, akan menjadi terminal bus, namun juga dapat menjadi lahan bisnis bagi para pelaku usaha kecil dan mikro.

"Ya itu, sampai sekarang belum beroperasikan. Ya memang banyak faktor, masalah kesiapan infrastruktur penunjang, pembebasan lahan di beberapa titik, sampai sekarang masih diselesaikan. Saya lihat, tidak ada inisiatif Dishub segera operasikan ini secara maksimal," kata Djarot.

Oleh sebab itu, Djarot meminta kepada Kepala Dinas Perhubungan yang baru, Benyamin Bukit untuk segera menyelesaikan berbagai permasalahan yang menjadi penghambat belum di operasikannya terminal yang telah diresmikan sejak masa gubernur Fauzi Bowo itu. Tak main-main, Djarot memberi tenggat waktu kepada Kadishub untuk menyelesaikan berbagai persoalan itu paling lama tiga bulan mendatang.

"Kalau saya mintanya operasional terminal harus betul-betul bagus jangan seadanya. Dishub harus segera mengoperasikan secara maksimal. Kami target tiga bulan harus jalan," kata Djarot. (Bintang Pradewo)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas