Pedagang di Stasiun Lenteng Agung Sudah Tinggalkan Lapaknya
Pemandangan berbeda terlihat di lokasi penertiban bangunan liar di sepanjang Jalan Raya Lenteng Agung
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemandangan berbeda terlihat di lokasi penertiban bangunan liar di sepanjang Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (28/1/2015).
Pantauan Wartakotalive.com, mulai dari Stasiun Tanjung Barat hingga Stasiun Universitas Pancasila, Lenteng Agung, sepanjang kurang lebih empat kilometer lapak-lapak pedagang terlihat sudah kosong dan ditinggal penghuninya.
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan. Para penghuni lapak-lapak liar di kawasan tersebut pergi sejak Pemkot Jakarta Selatan memberikan Surat Peringatan (SP) pertama per tanggal 9 Januari 2015.
Taat dan patuhnya penghuni kios yang terdiri dari pedagang kayu bekas, perlengkapan taman, batu alam, tanaman hias hingga bengkel sepeda motor itu juga terbukti dari dibongkarnya sendiri bangunan miliknya masing-masing, terhitung hingga SP ketiga diterbitkan, per tanggal 22 Januari 2015 lalu.
"Ya abisnya mau gimana lagi, tanah ini kan bukan punya kita, ya kalo Pemprov mau pakai, kita cuma bisa nurut," jelas Dimas (45), pedagang tanaman dan perlengkapan taman persis di perlintasan KA kampus Institut Ilmu Sosial dan Politik (IISIP) saat ditemui Warta Kota sedang berkemas pindah pada Kamis (22/1/2015) lalu.
Penuturan Dimas pun diamini oleh Jun Sitorus (53), pemilik tambal ban tidak jauh dari kios milik Dimas. Ia mengaku pasrah lantaran pihak Pemkot Jakarta Selatan telah menetapkan tenggat waktu penertiban pada Senin (26/1/2015).
"Daripada kena bongkar, mending bahan bangunannya kita kumpulan sendiri, kita pilih-pilih masih bisa dipake lagi. Nah rencananya-sama kayak orang-orang di sini (pedagang-red) saya juga pindah ke daerah pinggiran, bisa ke Depok-Cisalak atau ke daerah Jalan Kalimalang, Jakarta Timur," ujarnya.
Sejurus dengan kepatuhan penghuni lapak tersebut, proses penertiban yang dilakukan oleh sebanyak 300 personil Satpol PP Jakarta Selatan serta dua buah backhoe berjalan mulus tanpa hambatan.
Para petugas terlihat sangat leluasa membongkar sekaligus membersihkan sampah serta puing ke dalam truk sampah, sedangkan backhoe mendorong seluruh dinding dan merobohkan dinding yang tersisa. (Dwi Rizki)