Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

17 Kardus Apel Diduga Berbakteri Mematikan Disita Petugas

Penyitaan apel jenis Gala dan Granny Smith ini, salah satu upaya petugas untuk mencegah penyebaran bakteri Listeria

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 17 Kardus Apel Diduga Berbakteri Mematikan Disita Petugas
Warta Kota/Fitriandi Al Fajri
Petugas menyita belasan dus buah di Kelapa Gading, Jakarta Utara 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DKI Jakarta dan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta menyita 17 kardus berisi apel di sebuah toko buah di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis (29/1/2015) siang.

Penyitaan apel jenis Gala dan Granny Smith ini, salah satu upaya petugas untuk mencegah penyebaran bakteri Listeria Monocytogenes dari negara importir, Amerika Serikat.

Berdasarkan data yang dihimpun, dari 17 kardus apel yang disita, diketahui 14 dus jenis apel Gala dan 3 dus jenis apel Granny Smith. Setiap satu kardusnya, memiliki berat 18 kg. Kedua apel ini banyak diminati masyarakat untuk program diet, karena rasanya yang agak asam.

Kepala Dinas KUMKMP DKI Jakarta, Joko Kundaryo, mengatakan, disitanya belasan dus apel ini, karena diduga terjangkit bakteri yang mampu menyebabkan terserangnya ginjal, jantung dan empedu manusia. "Kita masih menduga apel-apel ini ada bakteri. Karena, ini perlu dibuktikan melalui pemeriksaan di laboratorium milik BPOM. Hasilnya juga baru bisa dilihat satu minggu kedepan," kata Joko pada Kamis (29/1) di lokasi.

Joko mengungkapkan, apabila nanti kedua jenis apel itu terbukti terjangkit bakteri listeria monocytogenes, pihaknya serta badan yang berwenang akan melakukan koordinasi untuk menetapkan sanksi yabg tepat bagi pihak yang menghadirkan apel dari negeri Paman Sam itu. "Gambarannya, jika nantinya terbukti, kita minta pihak importir lakukan recall terhadap apel jenis ini diseluruh store yang mereka suplai barang ini," ujar Joko.

Dikatakan Joko, inspeksi mendadak (sidak) tersebut dimaksudkan untuk menindaklanjuti surat dari Kementerian Perdagangan RI tentang larangan peredaran apel jenis Grany Smith dan Gala yang baru dikeluarkan beberapa hari lalu.
"Dari informasi yang kami terima dari pihak kementerian, jenis apel tersebut diduga mengandung bakteri berbahaya bagi manusia, oleh sebab itu kami langsung mengecek ke lapangan untuk mensosialisasikan terkait aturan baru ini," ucap Joko.

Setelah melakukan sidak, Joko berencana akan memanggil pihak importir buah tersebut untuk meminta keterangan. "Kami akan meminta pihak importir memberikan keterangan sudah kemana saja mereka mendistribusikan buah-buahan tersebut," katanya.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Puspa Sari (50) selaku Store Manager Toko Buah cabang Kelapa Gading, mengatakan, pihaknya telah menarik dua jenis buah tersebut dari display toko sejak beberapa hari lalu. "Kami juga mendengar isu mengenai apel berbakteri tersebut, makanya sebelum sidak ini, kami sudah tidak menjual apel tersebut lagi demi kesehatan konsumen," ujar Sari.

Sari mengatakan, semenjak isu apel berbakteri itu beredar, omzet tokonya mengalami penurunan karena konsumen jadi khawatir mengkonsumsi buah tersebut. "Omzet kita anjlok kurang lebih 30 persen, selain itu kami juga mengalami potensi kerugian hingga belasan juta rupiah karena stok kedua jenis apel tersebut tidak bisa kami jual dan menumpul di gudang freezer," kata Sari.

Sari menjelaskan, kedua jenis apel tersebut memang sangat digemari oleh oleh ibu-ibu muda karena khasiatnya yang dapat membuat langsing dan sebagai buah favorit untuk mereka yang sedang diet. "Kalau untuk apel gala harga per kilogramnya Rp 36.500 per kg, sedangkan yang Granny Smith dijual dengan harga Rp 44.950 per kg," kata Sari yang mesti kehilangan omzet Rp 11 jutaan dalam sidak itu.

Sementara itu, Kepala BPOM DKI Jakarta, Dewi Prawitasari mengatakan, pihaknya melakukan sidak, begitu mendapat informasi dari Badan Ketahanan Pangan Internasional, bahwa kedua jenis apel itu terjangkit bakteri. "Tanggal 21 januari kemarin, kita peroleh infonya, makanya kita langsung tindak lanjuti," kata Dewi.

Untuk di DKI Jakarta, menurut Dewi, pihaknya akan mengumpulkan 10 sampel apel dari 10 toko yang berbeda dari 5 wilayah di DKI. Jakarta. "Hari ini kita baru mulai. Kita akan kumpulkan 10 sampel dari berbagai toko yang menjual apel jenis ini. Hasil lab akan keluar, satu minggu hingga sepuluh hari kedepan," ujar Dewi. (Fitriyandi Al Fajri)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas