Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Enggan Dipindahkan ke Taman BWM Karena Becek, Bau, Kotor, dan Banyak Ular

"Kita juga mengungsi di sini bukan karena kemauan kami kok. Ini terpaksa. Terpaksa kami lakukan karena rumah kami tergenang banjir," ujar Edison.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Warga Enggan Dipindahkan ke Taman BWM Karena Becek, Bau, Kotor, dan Banyak Ular
Panji Baskhara Ramadhan
Satpol PP Kecamatan Tanjung Priok berdiskusi dengan warga di bantara rel kereta di Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (13/02). Warga yang tinggal di Kawasan Kebon Bayem, Papango, Tanjung Priok, menolak ditertibkan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penertiban warga yang mengungsi di rel kereta tidak aktif di dekat Taman BMW, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, diwarnai adu mulut. Warga menolak dipindahkan oleh petugas Satpol PP Kecamatan Tanjung Priok, ke Taman BMW.

Mereka menolak keras lantaran lokasi tersebut dianggap tidak layak. Diketahui, lokasi tersebut banyak sampah, dan binatang liar seperti ular, lalat, dan tikus.

"Kami ragu lah pak. Gak mau saya. Ragunya kami untuk pindah ke Taman BMW karena khawatir genangan di sekitar lokasi lebih tinggi," ujar Bella (30) yang merupakan warga yang mendirikan tenda darurat di atas rel kereta tidak aktif, yang juga sebagai warga Kebon Bayem, RT10/RW12, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ia juga mengungkapkan, tempat pengungsian di Taman BMW sangat tidak layak, lantaran sangat bau, becek, dan tidak higienis untuk tempat pengungsian. "Kemarin saja ada orang yang tinggal di Taman BMW. Malahan lari mengungsi ke sini (Bantaran Rel). Soalnya, lokasi di rel lebih tinggi," ketusnya.

‎Ia juga menjelaskan, apabila keluarganya yang kebanyakan anak kecil itu dipindah ke Taman BMW, dirinya semakin khawatir akan anak-anak dan keponakannya jatuh sakit. Menurut dia, lokasi disekitar Taman BMW sangat kotor dan jorok.

"Kenapa sih, selalu rakyat kecil yang ditindas seperti ini. Kami memang orang gak punya tapi jangan dianggap hewan seperti ini,"ucapnya sembari menangis lantaran tendanya dibongkar petugas.

‎Edison (58), yang juga warga bantaran rel dan bekerja sebagai buruh serabutan ini juga mengaku tidak setuju akan penertiban tersebut. Ia mengungkapkan ada 15 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di pinggir rel dekat Taman BMW.

Berita Rekomendasi

"Kita juga mengungsi di sini bukan karena kemauan kami kok. Ini terpaksa. Terpaksa kami lakukan karena rumah kami tergenang banjir," ujar Edison.

Akan tindakan petugas, Edison mengaku kecewa juga sikap arogan Satpol PP yang tidak bisa merasakan kondisi warga. Warga tersebut mendirikan tenda, hanya untuk lantaran kondisi darurat.

"Mikir dong pak, mana mungkin kami mau tidur di rel yang dingin dengan beratap tenda terpal seadanya. Kalau bukan karena tempat tinggal kami kebanjiran," tutur Edison.

Hingga saat itu juga, warga masih menolak akan penertiban tersebut. Terlihat petugas pun masih memberikan imbauan ke seluruh warga liar yang mendirikan tenda di Bantaran bahkan di Tengah Rel Kawasan Tanjung Priok, untuk segera pindah. (Panji Baskhara Ramadhan)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas