Benarkah Mitos Hujan Saat Imlek Pertanda Rezeki?
"Enggak lah, enggak ada hubungannya," ujar Ko Eng, Wakil Ketua Yayasan Amurva Bhumi di Vihara Amurva Bhumi, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, (18/2/201
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak semua warga Tionghoa percaya bahwa hujan saat hari raya Imlek merupakan tanda banyak rezeki. Hujan saat Imlek diyakini hanya karena faktor cuaca.
"Enggak lah, enggak ada hubungannya," ujar Ko Eng, Wakil Ketua Yayasan Amurva Bhumi di Vihara Amurva Bhumi, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, (18/2/2015).
Menurut Ko Eng, hujan saat Imlek semata-mata karena cuaca yang sedang memasuki musim hujan. "Memang sudah identik hujan ya memang sudah bulannya. Harinya pasti jatuh pas musim hujan ya pasti hujan," kata Ko Eng.
Senada dengan Ko Eng, Leo, salah satu warga Tionghoa, Leo juga mengaku tidak percaya pada hal tersebut. Sebab, kata dia, tidak memiliki pembuktian ilmiah.
"Iya ada yang bilang begitu tetapi enggak percaya. Mitos, enggak ada pembuktian ilmiahnya," ujar Leo.
Warga Tionghoa lainnya, Jessica juga mengungkapkan hal serupa. Jessica justru merasa kesal jika turun hujan saat ada perayaan. "Kalau saya pribadi sih sudah enggak percaya. Sebenarnya sih bete juga kalau ada acara terus hujan dan deras," kata Jessica.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), esok hari saat hari raya Imlek wilayah Jakarta akan berawan di pagi hari dan berpotensi hujan ringan pada siang hari.
Pada malam hari, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu berpotensi hujan lebat, sedangkan Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan, berpotensi hujan sedang.
Lilin penerang rezeki
Sementara itu, untuk menyambut Imlek, hari ini para umat budha di Vihara Amurva Bhumi, bersama-sama menghias klenteng. Berbagai ornamen khas imlek dipasang di setiap sudut klenteng, salah satunya ialah lilin raksasa.
Puluhan lilin raksasa berwarna merah diletakkan pada bagian depan dan dalam klenteng. Selain itu, lilin raksasa juga diletakkan mengelilingi meja persembahan pada Dewa Bumi.
"Ini lilin penerangan saja. Itu dari umat semua yang beli. Mereka datang kemari, nyalakan lilinnya, sembahyang. Ya biar rezekinya terang," kata Ko Eng pada Kompas.com.
Lilin raksasa ini memang hanya digunakan saat hari raya Imlek. Biasanya, lilin raksasa dipasang sebagai tanda syukur seserorang atas rezeki yang telah diperolehnya sepanjang tahun.
Penulis: Tara Marchelin Tamaela