Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Netizen Anggap Koruptor Lebih Bahaya Ketimbang Ceplas-ceplos Ahok

"Karena ketidakpuasannya, netizen dan mereka menilai lebih busuk para koruptor dari pada komunikasi Ahok yang ceplas-ceplos apa adanya,"

Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Y Gustaman
zoom-in Pengamat: Netizen Anggap Koruptor Lebih Bahaya Ketimbang Ceplas-ceplos Ahok
Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat membawa Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge dengan sepeda roda tiga dengan gerobak khas Denmark, di halaman Balai Kota, Jumat (20/3/2015). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada alasan publik masih memuji Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, meski kerap kali ucapannya tak elok didengar publik secara luas.

Pengamat komunikasi politik Heri Budianto menjelaskan ada dua fenomena kenapa publik masih memihak kepada Ahok. Pertama, fenomena korupsi masih marak melanda di negeri ini. Kedua, Ahok muncul sebagai pemimpin yang berani melawan arus besar yang dianggapnya bobrok.

Baca juga: Karier Ahok Tak Hanya Sampai Gubernur DKI Saja.

Sikap Ahok terlanjur keras, ngotot, sampai mengeluarkan kata-kata tak elok, nampak saat mengetahui dana siluman sebesar Rp 12,1 triliun dalam RAPBD DKI Jakarta 2015.

"Karena ketidakpuasannya, netizen dan mereka menilai lebih busuk para koruptor dari pada komunikasi Ahok yang ceplas-ceplos apa adanya," kata Heri kepada Tribunnews.com di Sudirman, Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Ia menjelaskan dalam hal komunikasi, netizen akan menimbang mana yang lebih baik apakah koruptor atau seorang Ahok yang menggunakan pilihan-pilihan kata yang tidak elok.

Berita Rekomendasi

"Netizen menimbang mana dampak paling buruk dan mana buruknya sedikit. Karena buruknya koruptor lebih besar terhadap bangsa ini," jelas Direktur Eksekutif Polcomm Institute itu.

Baca juga: Gubernur Ahok Diminta Lebih Santun Berbicara di Muka Publik.

Kendati demikian, Ahok sebagai kepala daerah seharusnya tidak boleh mengeluarkan kata-kata tidak pantas di hadapan publik. Sebaiknya, sebagai pejabat dan panutan, Ahok menggunakan cara-cara elegan untuk memberantas sistem yang buruk.

Heri melanjutkan, fenomena pemimpin paling tegaslah yang diharapkan masyarakat, termasuk para netizen di media sosial. Sebab menurutnya, mereka sudah muak melihat pemimpin-pemimpin lebih banyak terlibat ke persoalan-persoalan koruptor di bangsa ini.

Baca juga: Sudah Saatnya Gubernur Ahok Gunakan Juru Bicara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas