Miring, Warga Takut Menara Syahbandar di Museum Bahari Roboh
Pasalnya, menara yang saat ini kondisinya miring tersebut dikhawatirkan sewaktu-waktu roboh.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan Menara Syahbandar atau Tower of The Harbourmaster yang berlokasi di Museum Bahari, Jalan Pasar Ikan I, Penjaringan, Jakarta Utara, ternyata menjadi hal yang menakutkan bagi sejumlah pengendara saat melintas.
Pasalnya, menara tersebut saat ini kondisinya miring, dikhawatirkan sewaktu-waktu bisa roboh menimpa orang yang lewat di bawahnya.
Pengamatan Warta Kota, menara bercat putih yang diketahui berdiri sejak zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1893 ini, hingga kini masih dalam kondisi miring ke arah selatan, atau mengarah ke Jalan Kakap Raya.
Padahal, banyak kendaraan yang melintas di jalan tersebut baik mobil, motor, maupun kontainer.
Lokasi menara yang tak jauh dari Kali Pakin ini juga menjadi lokasi bersejarah bagi warga sekitar. Tak sedikit, beberapa turis yang datang hanya untuk mengabadikan gambar menara miring itu lewat kamera gadgetnya.
Di lokasi tersebut tepatnya di kawasan Museum Bahari tak nampak sampah yang berserakan. Tembok-tembok pun terlihat bersih, lantaran usai dicat oleh pihak pengelola.
Saat Wartakotalive menyambangi Museum Bahari, Senin (23/3/2015), museum memang sedang tutup. Menurut salah seorang anggota sekuriti, Ahmad Mulya, setiap hari Senin Museum Bahari tutup.
Tak lama, ia pun menceritakan tentang miringnya menara yang berfungsi sebagai menara peninjau baik ke arah Pelabuhan Sunda Kelapa dan Laut Lepas di sebelah utara maupun ke arah Kota Batavia sebelah selatan tersebut.
"Menara ini miring memang karena tanahnya sudah tak kuat menahan bangunan. Tanahnya ambles, karena di sekitar sini sering lewat truk kontainer dengan beban berat, dari pagi hingga ke pagi lagi," kata dia saaat ditemui di pos penjagaan.
Ia pun menunjukkan lokasi gundukan lantai tepat di bawah menara tersebut. "Lihat gundukan lantainya. Agak tinggi. Itu biar nggak roboh ke jalan. Tadinya ini menara lurus, nggak miring seperti ini. Kondisi tanahnya aja nggak kuat menahan beban menara," ungkapnya.
Sementara itu, Icha (22), warga di Sunter Jaya, RT 19/01, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengaku takut apabila melintas dekat menara itu. Ia khawatir menara tersebut tak lama lagi akan roboh.
"Saya yakin, entah 5-8 tahun ke depan menara ini akan roboh. Saya tahu kok, ini kan karena sering kontainer yang bebannya berat banget, sehingga tanahnya nggak kuat menahan. Makanya tanahnya ambles," tuturnya.
Senada dengan Gerdiansyah (25), warga Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Dirinya berharap, baik Pemerintah setempat ataupun pihak pengelola dapat meyakini masyarakatnya apabila menara ini betul-betul aman dan tidak akan roboh.
"Kalau menara miring ini dibongkar karena ditakutkan roboh ke jalan, jujur saja ya sayang. Ini kan aset sejarah. Menurut saya, Pemerintah dan pihak pengelola museum dapat meyakini masyarakatnya atau pengunjung museum kalau menara ini benar-benar aman," katanya.
Sementara itu, Sunarto selaku Kepala Museum Kebaharian saat dihubungi hanya merespons singkat. "Besok saja ya," katanya. (Panji Baskhara Ramadhan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.