Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Organda Protes Rendahnya Tarif Bus AKAP

Organda kembali memprotes tarif bus antarkota dan antarprovinsi yang rendah, sehingga tidak bisa memberikan pelayanan yang lebih baik.

Editor: Sanusi
zoom-in Organda Protes Rendahnya Tarif Bus AKAP
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi: BEREBUT NAIK BUS - Calon penumpang berdesakan berebut naik bus tujuan Jakarta di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Minggu (4/1). Lonjakan calon penumpang di terminal ini meningkat seiring habisnya masa liburan sekolah dan tahun baru. Mereka balik untuk kembali menjalankan aktifitasnya sehari-hari setelah mengisi liburan panjang di kampaung halaman atau berekreasi ke tempat wisata. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) kembali memprotes tarif bus antarkota dan antarprovinsi yang rendah, sehingga tidak bisa memberikan pelayanan yang lebih baik.

"Tarif antara Jakarta-Tasikmalaya itu hanya sekitar Rp 85.000 untuk menempuh jarak 260 kilometer, itu cukup rendah," kata Ketua DPP Organda, Eka Sari Lorena, usai mengikuti inspeksi keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan bidang angkutan umum di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Eka mengklaim jika tarif memadai, maka Organda akan memperbaiki aspek pelayanan dan keselamatannya.

"Sementara armada kita menggunakan bus jenis Euro 3 dan Euro 4 yang harganya Rp 800 juta, memang harus dibantu pendapatan angkutan umum," katanya.

Namun, dia kembali mengeluhkan jika dari tarif saja yang dibantu tidak akan cukup apabila tidak dibarengi dengan insentif fiskal yang sebelumnya telah diajukan.

Insentif itu berupa penghapusan Bea Masuk (BM), Pajak Pertambahan Nilai (PPn) terhadap suku cadang utama kendaraan dan suku cadang yang cepat mengalami keausan seperti ban, oli, kampas rem, plat kopling dan mesin dengan mekanisme bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP).

Selain itu, pembebasan PPN terhadap setiap pembelian kendaraan baru dalam negeri dan kelengkapannya yang digunakan untuk kendaraan angkutan umum di jalan.

Berita Rekomendasi

Namun, pada kenyataanya dalam inspeksi di Terminal Kampung Rambutan hingga pukul 12.00 WIB ditemukan delapan bus tak laik jalan, 10 dengan catatan atau bersyarat dan hanya satu yang lolos.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono, dalam kesempatan sama, mengatakan pihaknya akan memanggil Organda terkait sejumlah PO bus yang tidak mengikuti standar sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 27, 28, dan 29 tahun 2015 yang secara umum mengatur tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Umum.

"Kita akan terus koordinasi dengan operator untuk melaksanakan aturan tersebut hingga tiga tahun ke depan. namun apabila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai tentu kita akan berikan sanksi hingga pencabutan izin," katanya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas