Gila! Perjalanan KRL Biasa 40 Menit Molor Tiga Jam
Banyak penumpang mengeluh karena telat masuk kerja akibat kacaunya jadwal kereta hingga siang ini.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penumpang KRL Commuter Line jurusan Tanah Abang-Serpong
menumpuk di stasiun kedatangan dan pemberangkatan sejak pagi akibat rusaknya jaringan listrik di Tanah Abang-Palmerah.
Banyak penumpang mengeluh karena telat masuk kerja akibat kacaunya jadwal kereta hingga siang ini.
"Hari Senin ini, jadwal KRL Commuter Line benar-benar kacau. Gila. Bayangkan, saya dari Stasiun Rawa Buntu ke Stasiun Palmerah butuh waktu tiga jam. Biasanya hanya sekitar 40 menit," kata Budi, seorang karyawan kesal, seusai sampai di Stasiun Palmerah, Senin (30/3) siang.
Tentu saja bukan hanya Budi yang kesal. Banyak penumpang lain yang marah karena aktivitas mereka terganggu. Bukan hanya karyawan yang jadi telat masuk kerja, tapi juga anak sekolah, pedagang dan sebagainya.
Budi mengaku, dia sudah sampai di Stasiun Rawa Buntu pukul 7.30 untuk berangkat kerja ke kantornya di kawasan Palmerah. Awalnya, dia tidak menyadari sedang terjadi kekacauan jadwal karena relatif minimnya informasi yang disampaikan petugas stasiun.
Akhirnya, Budi ngeh bahwa sedang terjadi masalah saat penumpang makin menumpuk dan kereta yang ditunggu tidak kunjung tiba dan atau berangkat. "Bayangkan, masak berangkat pagi, baru nyampe di Palmerah jam 11.30," tambah Budi.
Sejumlah penumpang yang menumpuk di Stasiun Tanah Abang juga merasa diterlantarkan oleh PT KAI. Pasalnya, petugas stasiun tidak memberikan informasi yang memadai kepada pengguna jasa kereta.
"Tidak cukup dong hanya minta maaf. Petugas juga harus segera memberitahu kalau terjadi keterlambatan serta kapan kereta akan diberangkatkan. Jangan digantung agar penumpang bisa segera mengambil keputusan,"kata Bambang.
Pagi itu, Bambang langsung memutuskan untuk membatalkan naik KRL dari Tanah Abang-Serpong karena informasi yang disampaikan petugas dianggapnya tidak pasti.
"Lebih baik, kita naik angkot saja ke Palmerah. Coba informasinya disampaikan dari tadi, biar kita nggak nunggu," tambahnya.
Menurut Bambang, sebenarnya tidak ada istilah kereta rusak atau jaringan listrik rusak. Yang rusak itu adalah manusia yang mengelolanya.
"Kalau barang kan tergantung perawatannya. Kalau barang dirawat dengan baik, maka barangnya akan baik. Makanya, betul kata Presiden Jokowi, di Indonesia perlu dilakukan revolusi mental,"katanya kesal karena sudah lama menunggu tapi keretanya tidak berangkat.
Akibat kerusakan jaringan listrik, pagi itu hanya satu jalur kereta yang bisa digunakan untuk rute Tanah Abang-Palmerah. (Wartakotalive.com/Herry Sinamarata)