Pelaku Begal Motor Kerjakan soal UN di Mapolsek
Agak kikuk juga, ngerjain soal UN sendirian di ruangan. Apalagi khusus didampingi satu polisi sama satu guru
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - IS (17) tampak serius mengerjakan lembaran soal Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diterimanya, Senin (13/4/2015).
Sesekali dahinya mengernyit. Tak lama senyumnya mengembang. Lalu dengan cekatan tangannya mulai mengisi lembar jawaban soal UN di depannya.
"Agak kikuk juga, ngerjain soal UN sendirian di ruangan. Apalagi khusus didampingi satu polisi sama satu guru," kata IS tersenyum usai mengerjakan soal UN Bahasa Indonesia di Mapolsek Sukmajaya, Depok, Senin (13/4/2015).
Walau mengerjakan UN di Mapolsek Sukmajaya, IS juga mengenakan baju seragam sekolah putih dan abu-abu.
Sebab, IS merupakan satu dari tiga pelajar pelaku begal motor di kawasan Grand Depok City yang dibekuk polisi, akhir Januari 2015 lalu.
IS merupakan pelajar salah satu SMA swasta di Depok. Ia mengerjakan soal UN di ruang penyidik yang disulap menjadi ruang UN. IS tampak bersemangat.
Wajahnya berseri-seri. Sesekali ia tersenyum ke guru pengawas dan Kapolsek Sukmajaya, Kompol Agus Widodo yang langsung mendampinginya tanpa mengenakan baju seragam polisi.
"Sudah selesai pak," ucapnya lantang, setelah sekira satu jam mengerjakan soal UN mata pelajaran Bahasa Indonesia.
IS merasa yakin berhasil menyelesaikan semua soal UN Bahasa Indonesia dengan baik.
Menurut IS hampir sebagian besar soal UN Bahasa Indonesia, bisa dikerjakannya."Lumayan, bisa pak, gak ada yang sulit banget dan terlalu rumit," kata IS. Ia mengaku memang sudah mempersiapkan diri mengikuti UN walau terjerat masalah hukum dan mendekam di tahanan Mapolsek Sukmajaya.
Ia mengaku, nantinya bisa kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta jika lulus UN dan selesai menjalani hukuman atas aksi begalnya.
"Saya kapok jadi begal, pak. Saya mau jadi seniman saja daripada jadi begal. Makanya ingin banget kuliah di ISI Yogyakarta," kata IS kepada polisi pengawas dan guru pengawas UN.
Kapolsek Sukmajaya, Kompol Agus Widodo menyatakan IS adalah satu dari tiga pelajar kelompok begal yang dibekuk pihaknya Januari 2015 lalu.
Selain IS, kata Agus, juga ada dua rekan lainnya yakni DF (18) dan ADP (17). Namun DF dan ADP yang merupakan siswa SMK, jurusan perhotelan, tidak mengikuti UN karena merasa sudah tertinggal mengikuti pelajaran ketika mereka terjerat kasus hukum.
"Keduanya akan mengikuti ujian persamaan paket C saja. Ini semua terserah mereka. Yang pasti kami tidak menghalangi pelajar yang terjerat hukum untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak, sekalipun mereka tersangka," kata Agus.(Budi Sam Law Malau)