Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Yakin Nurdin Tewas Karena Ditendang, Disetrum dan Ditampar di Polsek Sukmajaya

Keluarga korban meyakini, korban mengalami penyiksaan, sehingga akhirnya meninggal dunia.

Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -- Keluarga korban meyakini, korban mengalami penyiksaan, sehingga akhirnya meninggal dunia.

Hamdan Sulaiman, karyawan SPBU Pasar Pucung, Cilodong, Depok mengatakan, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat bahwa rekannya sesama karyawan SPBU, yang juga masih kerabatnya yakni Nurdin Priatnya (27) mengalami sejumlah penyiksaan saat diperiksa penyidik di Polsek Sukmajaya terkait kasus pencurian uang SPBU Rp 56 Juta yang dituduhkan pada Nurdin.

Karenanya, ia yakin tewasnya Nurdin di RS Polri Sukanto, Jumat (24/4/2014) akibat penyiksaan yang dilakukan polisi.

"Nurdin ditendang, disetrum, dan ditampar di kepala dan tubuhnya. Bukan dia saja, semua karyawan lainnya yang diperiksa juga ditampar dan dipukul," kata Hamdan saat ditemui di sekitar SPBU tempatnya bekerja Senin (27/4/2015).

Menurut Hamdan, sejak Selasa (21/4/2015) dirinya diperiksa penyidik Polsek Sukmajaya, bersama karyawan SPBU lainnya yakni Nurdin Priatna, Rohim (selurity), Rusli (operator/wakil pengawas), Yunus (operator), Ari (temen dari Sukabumi) dan Rian (pengawas).

Selama pemeriksaan itu, kata Hamdan, polisi mencurigai Nurdin sebagai pelaku pencurian berdasarkan rekaman CCTV SPBU.

Namun kata dia dalam rekaman tidak jelas juga apakaah Nurdin yang mencuri uang penjualan SPBU di laci kantor atau tidak. Nurdin hanya terlihat beberapa kali mendekati meja kantor dan belakangan tampak membawa bungkusan plastik yang diduga uang curian.

Berita Rekomendasi

"Dari rekaman CCTV terlihat Nurdin membawa plastik hitam yang dicurigai berisi uang," kata dia.

Menurutnya sejak Selasa sore, ia bersama Nurdin dan saksi yang lain dibawa ke Polsek Sukmajaya.

Hamdan mengatakan saat pemeriksaan polisi melakukan kekerasan dengan menampar dan menendang wajah. Hal itu bukan hanya dilakukan pada Nurdin tetapi rekannya yang lain.

"Rusli dan Yunus ditampar pakai botol plastik. Nurdin berkali-kali ditendang, distrum, ditampar. Nurdin sempat ditendang kepalanya. Ari teman satu kampung, dan Rian ditampar," jelasnya.

Akhirnya kata Hamdan, akibat penyiksaan yang dilakukan polisi Nurdin sempat mengakui bahwa ia yang mengambil uang.

"Namun waktu mengakui kepalanya ditendang lagi," kata Hamdan.

Saat itu, kata dia, Nurdin sempat dipanggil ke ruang terpisah.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas