Tato Tega Jual ‘Istri’ yang Masih ABG ke Hidung Belang Setelah Kehabisan Uang
Dia ditahan polisi lantaran mengajak siswi SMK yang baru lulus berinisial DNS (17) 'kawin lari' dan menjualnya ke hidung belang.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – L alias Tato (21) berurusan dengan polisi. Dia ditahan polisi lantaran mengajak siswi SMK yang baru lulus berinisial DNS (17) 'kawin lari'.
Kacaunya lagi, saat 'rumah tangga mainan' mereka kehabisan uang, Tato justru menyuruh DNS melacur. Dia menjual DNS ke mucikari di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Tato diringkus polisi di Kawasan Tajur, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (27/4/2015). Setelah beberapa jam sebelumnya polisi menemukan DNS di kawasan Ciawi.
DNS baru selesai melayani pria hidung belang yang membeli jasa seksnya saat polisi menemukannya.
Tato mengaku dia mengenal DS sejak 2013. Mereka berkenalan di sebuah counter ponsel di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Keduanya sama-sama sering nongkrong di tempat itu.
Antara tahun 2013 - 2014 Tato pernah berpacaran dengan DNS. "Kami sempat mau menikah. Tapi sama orangtua DNS tak boleh. Soalnya saya tak kerja. Lalu kami putus," ucap Tato di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (30/4/2015).
Setelah putus keduanya lama tak bertemu. Dan baru bertemu lagi pada Rabu (22/4/2015). Tato mengajak DNS ketemuan dan ternyata DNS mau.
Selanjutnya Tato mengajak DNS 'kawin lari'. DNS setuju. Tapi mereka tak menikah. Hanya tinggal bersama di sebuah rumah kontrakan yang mereka sewa di Ciracas, Jakarta Timur.
'Rumah tangga mainan' dua anak ini pun dimulai. Mereka membiayai hidup sendiri. Padahal Tato tak punya pekerjaan. Dia cuma sesekali jadi sopir tembak.
Mereka berlaku seperti suami istri. Menyebut ke tetangga bahwa sudah menikah. Dan setiap hari keduanya selalu berhubungan badan.
Tapi dalam beberapa hari keuangan mereka kacau. Apalagi Tato yang tak lulus SMP ini senang judi tapi selalu kalah. Tato mulai meminta DNS menggadai motornya dan menjual cincin serta kalung emasnya untuk menjaga keuangan dan untuk dia judi.
Namun tetap saja keuangan 'keluarga mainan' ini berantakan. Dalam sepekan mereka sudah bingung lagi dari mana membiayai hidup.
Sebenarnya orangtua DNS terus menelepon saat dia pergi bersama Tato. Tapi Tato memaksa DNS tak menggubris telepon itu. "Saya bilang untuk apa diangkat. Orang dulu mau nikah saja tak boleh," ucap Tato menirukan ucapannya ke DNS.
Di tanggal 25 April 2015,Tato mengambil jalan pintas. Soalnya uang lagi-lagi habis. Dia membujuk DNS untuk menjual dirinya. "Itu kesepakatan kami (DNS jual diri)," ujar Tato.
Setelah sepakat, baru Tato menghubungi rekannya di Ciawi, seorang mucikari dan minta dicarikan order jasa seks. Mereka menyebut 'ngejob'.
Kemudian pada Minggu (26/4/2015) Tato pun mendapat order. DNS dipesan jasa seksnya oleh seseorang berinisial D di Ciawi. Dia dihargai Rp 500.000 untuk empat jam permainan seks.
Tato dan DNS pun berangkat ke Bogor. Sampai di Bogor, DNS dijemput mucikari kenalan 'suami' mainnya (DNS) untuk bertemu pemesannya. Dia mulai check in di hotel pukul 02.00 sudah hari Senin (27/4/2015).
Sementara Tato menunggu di Tajur sambil berjudi dengan teman-teman lamanya. Tato memang pernah tinggal di Bogor sampai gagal lulus SMP. Makanya kenalannya banyak. "Dia dipake (berhubungan badan) sama pemesannya dari jam dua pagi sampai jam enam pagi," ucap Tato.
Setelah itulah perbuatan kurang ajar itu terbongkar. Polisi mengamankan DNS usai melayani seks, baru meringkus Tato di tempatnya bermain judi.