Wagub DKI: Kalau Demo Jangan Bawa Anak Kecil
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menerima perwakilan demonstrasi yang merupakan warga bantaran kali
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menerima perwakilan demonstrasi yang merupakan warga bantaran kali di Kelurahan Ancol untuk berdialog.
Dalam dialog, Djarot meminta kepada warga untuk tidak membawa anak kecil ketika melakukan unjuk rasa.
Sebelum menyampaikan keberatannya, Djarot terlebih dahulu mendengar paparan warga mengenai situasi di lingkungan mereka. Warga meminta kepada Pemerintah Provinsi DKI untuk tidak menggusur sebelum tempat relokasi mereka tersedia.
Pada dasarnya, mereka setuju untuk membongkar sendiri lima meter bangunan mereka yang berdiri di jalan inspeksi karena sudah menyalahi aturan.
"Kami minta kebijakan Pak Wagub, semoga bisa tampung aspirasi kami. Kami siap bongkar tanpa paksaan, hanya tuntutan kami relokasi di mana tempatnya," ujar salah seorang warga, Khairul Umam di Balai Kota, Jumat (22/5/2015).
Akan tetapi, khusus bagi warga yang tak punya lahan sisa, mereka minta pembongkaran ditangguhkan sampai tempat relokasi tersedia. Sementara itu, bagi warga yang memiliki lahan sisa, mereka meminta perpanjangan waktu pembongkaran selama sebulan.
Hal itu disampaikan karena pihak kelurahan sudah mengeluarkan surat peringatan hingga dua kali kepada mereka. Mereka pun terancam digusur sebelum mendapatkan tempat tinggal pengganti. Padahal, mereka bersedia membongkar sendiri.
Semua keluhan itu disampaikan kepada Djarot dengan menggunakan slide presentasi yang rapi. Lengkap dengan foto-foto lingkungan tersebut. Djarot pun menanggapi hal tersebut.
"Kalau teriak-teriak di depan tadi bisa enggak kira-kira presentasi kaya gini? Makanya enggak usah bawa anak, kasian tuh. Dikira kita engga buka ruang dialog," ujar Djarot.
Djarot pun mengatakan akan membahas hal ini dengan wali kota setempat. Dia mengutarakan niat untuk berkunjung ke bantaran tersebut. Djarot senang bahwa warga sadar mereka telah mendirikan bangunan di tempat yang salah dan bersedia membongkar.
"Saya enggak mau pembongkaran harus gegeran, kisruh, aduh masa sama rakyat kok berkelahi," ujar Djarot.
Mengenai demonstrasi yang membawa anak-anak, warga pun memberikan alasannya kepada Djarot. Mereka mengatakan bahwa mereka terpaksa melakukan hal itu.
"Soal audiensi demo, kami sudah masukin sejak 18 Maret. Tapi sampai hari ini enggak ada telepon yang katakan kalau kita diterima. Makanya kita demo ini terpaksa," ujar salah seorang warga, Gugun.
"Iya terpaksa tapi saya ingin sekali lagi jangan diulangin bawa anak kecil. Saya tindak ingin demo ke sini bawa anak-anak. Enggak bagus ya," jawab Djarot.
Sebelumnya, belasan anak yang berseragam putih dan merah atau Sekolah Dasar (SD) ikut melakukan aksi unjuk rasa di depan halaman Balai Kota atau tempat berkantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Jumat (22/5/2015) pagi ini.
Entah anak-anak ini mengerti atau tidak, tapi mereka ikut berteriak seperti massa dewasa lainnya. Anak-anak itu terlihat kebingungan dan ikut menggoyang-goyangkan pagar Balai Kota. "Bukain pintunya, bukain," seru salah seorang anak.(Jessi Carina)