Ormas Minta 'Jatah Preman' Dinilai Tidak Profesional
Massa FBR meminta "jatah preman" kepada pekerja reklame. Hal ini yang diduga masalah permintaan jatah preman oleh massa ormas di MoI
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keributan massa Forum Betawi Rempug (FBR) dengan petugas keamanan Mall of Indonesia pada Jumat (29/5/2015) diduga terjadi karena faktor ekonomi.
Massa FBR meminta "jatah preman" kepada pekerja reklame. Hal ini yang diduga masalah permintaan jatah preman oleh massa ormas di Mall of Indonesia.
Ketua Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta, Ratiyono Tuslim, menyayangkan kejadian tersebut. Dia menilai ormas yang sehat dari sisi keuangan harus profesional.
Dia menjelaskan, ormas seperti FBR menerima dana operasional organisasi dari Bamus Betawi. Selain FBR ada organisasi lainnya, seperti Forkabi.
"Di DKI Jakarta induknya Bamus Betawi ada FBR, Forkabi dan lainnya. Wadahnya Bamus Betawi," kata Ratiyono di Silang Monas Barat Daya, Jakarta, Minggu (31/5/2015).
Keributan di depan MoI Kelapa Gading, Jakut pecah pada Jumat (29/5) sore. Ratusan massa FBR menyerang pos satpam MoI.
Ini merupakan aksi balas dendam, menyusul terjadinya pengeroyokan salah satu anggota FBR, Iwan Setiawan, oleh satpam MoI pada Kamis (29/5) dini hari.
"Saya kira Bamus Betawi pimpinannya tidak menghendaki anggotanya yang membuat keonaran dan pelanggaran. Itu oknum sih," tambahnya.