Menjelang Ramadan, Pemandu Doa di TPU Karet Panen Rezeki
Mengenakan baju koko hijau muda dilengkapi sarung ungu kotak-kotak dan peci hitam, Jumroni menunggu para calon "konsumennya".
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Gusti Sawabi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengenakan baju koko hijau muda dilengkapi sarung ungu kotak-kotak dan peci hitam, Jumroni menunggu para calon "konsumennya". Sambil menghisap rokok kretek, Jumroni tetap menunggu meski diguyur hujan.
Siang itu Jakarta memang diguyur hujan ringan. Namun hal ini tidak membuat Jumroni mengurungkan niatnya menunggu "konsumennya".
"Sayang hujan," ujarnya. Mumpung sebentar lagi puasa, "konsumennya" pasti ramai. Memang pekerjaan Jumroni pasti ramai menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Pekerjaan Jumroni adalah pendamping doa di TPU Karet, Jakarta Selatan.
Tugasnya membacakan dan membantu doa para peziarah di TPU Karet. Jasa Jumroni digunakan untuk membantu para peziarah yang tidak bisa membaca doa.
Sehari-hari Jumroni berprofesi sebagai guru mengaji di musala sekitar TPU Karet. Dia mengaku menjadi pendamping doa hanya pada momen tertentu seperti menjelang puasa dan Ramadan.
Kebetulan menjelang puasa pengajian yang diajarnya diliburkan. Munggahan istilahnya dalam bahasa Betawi. Sehingga dirinya bisa leluasa menjadi pendamping doa.
Dirinya mengaku tidak menetapkan tarif untuk pemakai jasanya. Biasanya pemakai jasanya membayar dari Rp 20.000 hingga Rp 50.000.
Para peziarah mengaku terbantu dengan kehadiran para pemandu doa ini. Menurut mereka kehadiran para pemandu doa ini dapat memberikan manfaat bagi almarhum.