Ahok Tahu Petugas Pemakaman Sering Terima Tips
Basuki Tjahaja Purnama tidak mau petugas kebersihan memilah-milah dalam menjaga kebersihan kuburan.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak mau petugas kebersihan memilah-milah dalam menjaga kebersihan kuburan.
Pria yang akrab disapa Ahok tidak mau petugasnya lebih memprioritaskan kuburan-kuburan yang keluarganya memberikan tips saat melakukan ziarah.
"Saya bilang ini kan bisa terjadi kalau keluarga yang mampu biasa kasih uang untuk membersihkan, merapihkan rumput, dan sampah makamnya. Kan (sebetulnya) petugas kita digaji, ada satpam, ada UPT, digaji mahal. Harusnya ahli waris atau keluarga ada yang meninggal muda, sodaranya tidak sempat bersihin, kita bersihkan," ungkap Ahok usai melakukan tabur bunga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, Selasa (16/6/2015).
Dirinya sengaja menegur petugas kebersihan yang bertugas di Karet Bivak karena dirinya melihat tumpukan sampah di atas kuburan. Sementara petugasnya digaji pemerintah untuk menjaga kebersihan pemakaman.
"Seharusnya tidak ada rumput tidak rapih, keluarga tidak datang, seharusnya anda bayar atau tidak pun rumput ini dibersihkan DKI. Karena DKI ada dana," ujarnya.
Dirinya mengaku tahu bila petugas kebersihan di pemakaman menerima tips dari keluarga almarhum yang dikuburkan di sebuah pemakaman. Tetapi mantan Bupati Belitung Timur ini menutup mata saja.
"Saya sudah tutup mata kalau anda kasih tips kepada petugas makam. Ini kurang ajar, kalau tidak kasih duit, petugas tidak mau bersihin. kalau begitu gaji anda ke mana?" ungkapnya.
Ahok berang saat dirinya melakukan melakukan ziarah kubur di TPU Karet Bivak dalam rangka HUT DKI ke 488. Ia melihat tumpukan sampah di atas kuburan.
Sontak ia langsung memanggil pejabat Suku Dinas Kebersihan dan Wali Kota Jakarta Pusat melihat fakta lapangan bila petugas kebersihannya tidak profesional dalam menjaga kebersihan TPU.