"Saya Lapar, Anda Anak Buah Ahok Ya?"
Diki, Community Manager Lenggang Jakarta ini sedang makan kolak ketika penyerangan oleh oknum PKL Monas berlangsung.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA - "Pos satpam dirusak, spanduk dibakar-bakarin. Itu terjadi pas saya buka puasa makan kolak, keluar kantor udah chaos," cerita Diki Pracoyo (44), korban penyerangan di Lenggang Jakarta, Monas Sabtu pekan lalu.
Diki, Community Manager Lenggang Jakarta ini sedang makan kolak ketika penyerangan oleh oknum PKL Monas berlangsung.
"Kronologinya itu kurang lebih, jam 18.45 WIB sehabis buka puasa. Ada seorang PKL bernama Asri mengatakan 'ada PKL Gambir nyerang kita' mereka masuk dari Monas terus loncat ke Lembang Jakarta, ada enam motor dibakar," ujar Diki, Senin (22/6/2015).
Enam orang menghampiri Diki sambil berteriak, "Saya lapar, Anda anak buah Ahok ya?" Para penyerang Diki membawa helm, besi, kursi, samurai, serta bambu runcing.
"Kalo yang nyerang, di depan saya ada enam orang. Dia teriak anak buah Ahok ya, anak buah Ahok ya. Padahal saya ngga ngerti apa apa. Mereka juga teriak-teriak bilang saya lapar, saya lapar," ujar Diki.
"Kalo penyerangannya persis pas komat Isya, dung! separo bapak-bapak ada di masjid, jadi tersisa ibu-ibu yang teriak histeris. Yang pertama dihancurin itu blok A dan blok B. Sedangkan di blok C ada pedagang yang menghadang," lanjutnya.
Ia juga mengatakan, bahwa beberapa minggu lalu sudah ada kericuhan di Gambir, dan itu sudah dua kali kerusuhan.
"Jadi PKL di Monas dan PKL di Gambir yang dilarang jualan, yang disterilisasi oleh petugas marah. Akhirnya mereka menyerang Satpol PP. Tapi kok imbasnya ke sini. Padahal di sini teman-teman mereka juga," lanjutnya.
Diki menuturkan kejadian penyerangan berlangsung cepat. Ia langsung menelpon polisi, begitu polisi datang para perusuh kabur.
Saat terjadi kerusuhan, lampu parkir di Lembang Jakarta mati. Suasana begitu mencekam. Di Monas bakar-bakaran terjadi.
"Ada anak kecil yang terpisah dari orang tunyaa. Dua kasir kita (pihak pengelola) terinjak-injak. Sampai sekarang belum masuk karena sakit. Dia jatuh diinjekin sama yang ngamuk. Yang satu namanya Santi dari hari sabtu belum masuk," cerita Diki.
Para pelaku penyerangan rata-rata bergerombol 6 orang - 10 orang. Mereka merusak toilet, kantor security, serta mengambil satu tas dari kasir pihak pengelola yang isinya uang,
Saat penyerangan terjadi Diki merasa, "Seperti di ujung tanduk. Saya teriak Allahuakbar-Allahuakbar. Kita dipukul, kita mencoba melakukan pembelaan diri, lalu saat mundur diserang pakai kursi.
Meski begitu Diki merasa salut sama para pelaku penyerangan. Mereka begitu terkoordinasi, begitu bisa melakukan penyerangan yang cepat tapi rapih.
"Secepat kilat tapi seperti sudah dibagi-bagi tugas,"ujar Diki Kerusuhan selesai sekitar pukul 20.00 WIB. Polisi datang 15 menit setelah kerusuhan terjadi. Para pelaku kerusuhan kabur setelah ada mobil patroli masuk ke Lenggang Jakarta.
"Banyak intel yang ke sini, kira-kira ada satu batalyon polisi yang kesini. Ada Kapolsek atau Kapolresnya datang langsung meninjau," lanjutnya.
Keenam orang yang menyerang Diki mengenakan batik, kaos, jaket. Tiga orang memakai helm. Satu orang gunakan helm untuk merusak area sekitar Lenggang Jakarta. Pengamatan Diki, mereka masih muda, dan tingginya sekitar 155 cm - 160 cm.
"Ada kabar dari PKL Lenggang Jakarta, kalau masih tidak diizinkan berjualan, mereka akan datang kembali menyerang." tutup Diki.