Ahok Gunakan Strategi Perang Tertibkan PKL Monas
Gubernur DKI Jakarta akan menggunakan strategi perang untuk menertibkan pedagang kaki lima yang kurang ajar berdagang di sekitar Monas.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak punya pilihan selain menggunakan strategi perang untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Monas.
Di era kepemimpinan Gubernur Joko Widodo, PKL diberi kesempatan berjualan di Monas. Sayangnya mereka tidak tertib, bahkan banyak oknum dan preman menjadikan Monas sebagai lahan bisnis dengan menyewakan lapak kepada pedagang.
Setelah menjadi gubernur, Ahok tak memberi ruang bagi pedagang di Monas. Ia menyeleksi para PKL di Monas untuk berjualan di 'Lenggang Jakarta' tempat yang disediakan khusus untuk para pedagang di sekitar Monas.
Menjelang Ramadan, para PKL di luar Lenggang Jakarta mulai menyemut. Akhirnya Satuan Polisi Pamong Praja menertibkan para PKL tapi dibalas mereka secara anarkis. Bahkan ada orang-orang yang mengatasnamakan PKL sempat merusak area Lenggang Jakarta, kawasan resmi pedagang di Monas.
Ahok tak gentar dan tetap menertibkan para PKL. Ia yakin mereka yang bersikap anarkis tak akan kembali ke Monas.
"Kamu tahu strategi perang tidak? Kamu menyerang musuh apa serang markasnya? Kita akan sikat habis karena sudah kurang ajar," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Pada dasarnya, kata Ahok, semua pemimpin DKI ingin orang bisa memiliki keadaan yang lebih baik. Tetapi bila ada satu atau dua orang yang tidak baik, Ahok lebih baik menertibkan semuanya.
"Prinsip saya sama, saya ingin semua orang baik. Tapi kalau ada satu atau dua yang tidak baik mending saya sikat. Kalau ada dua dari 10 orang mengganggu yang 8 saya tidak akan melepaskan," ungkap dia.