Dua Pejabat Ini Hasil Psikotesnya Jelek, Tapi Ahok Tetap Melantiknya
Memang hasil tes ada masalah. Bagaimana orang yang sering di lapangan tidak mengerti manajemen sehingga hasil tesnya tidak baik
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan dari delapan pejabat eselon II yang dilantiknya, Jumat (3/7/2015) meskipun hasil tes tertulisnya lulus, tetapi ternyata dari hasil tes psikologi ada yang tidak direkomendasikan.
"Memang hasil tes ada masalah. Bagaimana orang yang sering di lapangan tidak mengerti manajemen sehingga hasil tesnya tidak baik. Makanya dari 30 orang yang lulus tes kita kombinasi dengan psikotes," ujar Ahok dalam sambutannya saat melantik pejabat DKI di Balai Kota, Jumat (3/7/2015).
Dikatakan dia, meskipun ada psikotes, tetap saja ada kelemahan. Dari 30 orang yang lulus tes berdasarkan hasil psikotes hanya satu orang yang disarankan memimpin sebuah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atas nama Edy Junaedi.
"Makanya beliau pegang PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Itu pemikiran saya karena PTSP bagi saya itu harga mutlak untuk sebuah konsep pelayanan kita," kata Ahok.
Ahok mengira banyak analisa kenapa seseorang dikategorikan disarankan, tidak disarankan, atau dipertimbangkan. Satu diantaranya kemungkinan suka cara bekerja sendiri atau one man show. Tetapi Ahok memilih tetap melantik pejabat tersebut.
"Tidak apa-apa lah dari pada 30 cuma satu yang dilantik," katanya.
Bahkan dari delapan orang pejabat eselon II yang dilantiknya ada yang tidak disarankan berdasarkan tes psikologi.
Diantaranya Irwandi yang dilantik sebagai Kepala Dinas KUKM dan Perdagangan serta Ratna Diah Kurniati yang dilantik sebagai Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman.
Ahok sengaja memberikan kesempatan meskipun hasil psikotesnya masuk dalam kategori tidak disarankan. Tetapi Ahok mengambil risiko memberikan kesempatan kepada pejabat tersebut memimpin SKPD.
"Pak Irwandi nggak disarankan, Bu Ratna nggak disarankan, kalau sesuai psikologi. Saya baca kenapa kurang, oh mungkin kurang berani tegur bawahan. Anda kan orang dalam dikasih kesempatan satu minggu lapor saya siapa-siapa bawahan yang perlu distafkan, diganti," ujar Ahok lalu disambut tepuk tangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.