Peminat Uang Receh Masih Sepi di Terminal Pulogadung
"Ada di tangan Rp 7 juta semuanya. Kan yang pecahan Rp 2.000 banyak yang cari," ujarnya.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang pedagang tukar uang receh di Terminal Pulogadung mengaku hingga H-7 lebaran tahun ini pelanggannya masih sepi.
Padahal lebaran tahun sebelumnya, di hari yang sama dia bisa mengantongi keuntungan hingga Rp 250 ribu setiap harinya.
"Sekarang sepi. Kalau tahun lalu, masih banyak yang naik dari Pulogadung," ujar wanita yang memakai tas selempang berwarna krem dan menaruh handuk kuning di pundaknya tersebut.
Ia mengatakan bahwa uang yang berada di tangannya berjumlah Rp 7 juta. Dengan rincian, uang pecahan Rp 2000 sebanyak Rp 200 ribu. Uang pecahan Rp 5000 sebanyak Rp 500 ribu, pecahan Rp 10 ribu sebanyak Rp 1 juta dan pecahan Rp 20 ribu sebanyak Rp 2 juta.
"Ada di tangan Rp 7 juta semuanya. Kan yang pecahan Rp 2.000 banyak yang cari," ujarnya.
Wanita tersebut mengungkapkan bahwa ia dan teman-temannya sudah lama menjadi jasa penukaran uang. Uang tersebut didapatkan dari seorang pemodal dari Jakarta.
"Kalau kita beli ke dia, dia kasih harga Rp 105 ribu untuk uang sejumlah Rp 100 ribu. Nah saya jual Rp 110 ribu," tambahnya.
Menurutnya, harga penukaran jasa uang akan naik jika hari Sabtu dan Minggu. Biasanya pemudik yang menggunakan jasa bus di Terminal Pulogadung pada hari libur esok akan menumpuk. Hal tersebut diharapkan olehnya agar para pemudik memakai jasa penukaran uang.
Selain itu, ia juga berharap ada pemborong yang datang dan menukarkan uang kepada dirinya. Namun ia juga mengakui bahwa hal itu jarang sekali terjadi.
"Saya sudah pisahkan yang Rp 100 ribu saya plastikin sendiri, yang Rp 1 juta juga saya bedain lagi. Biar cepet kalau misalnya di tukar di dalam bus," kata dia.
Dirinya juga tidak khawatir jika uang yang ia pegang di tangannya adalah uang palsu. Ia mengaku bahwa sudah mengetahui duit tersebut palsu atau tidak. Serta akan melaporkan ke polisi jika uang yang ia terima ternyata palsu.
"Gampang bedainnya. Saya sudah lima tahun menukarkan uang seperti ini. Kalau ada yang palsu saya tinggal lapor polisi," ucapnya.
Wanita paruh baya itu mengaku pada hari sebelum lebaran hingga pada saat lebaran tiba, ia akan tetap menjual jasa penukaran tersebut dan berharap akan mendapatkan keuntungan lebih banyak dari lebaran sebelumnya.