Korban Kebakaran PT Mandom Bertambah
Sementara lima korban meninggal dunia sedang di tes DNA yang dilakukan oleh team forensik
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Salah satu korban kebakaran PT Mandom Indonesia meninggal, Minggu (12/7/2015) pagi sehingga korban jiwa peristiwa tersebut menjadi enam orang.
Presiden Direktur PT Mandom Indonesia Tbk Muhammad Makmun Arsyad mengatakan, karyawan yang meninggal dunia pada Minggu adalah Febriani (21). Sementara lima korban meninggal dunia sedang di tes DNA yang dilakukan oleh team forensik Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
"Karyawan kami meninggal dunia Minggu pagi di Rumah sakit pertaamina pusat (RSPP). Dia menderita luka bakar diatas 50%," kata Makmun saat konferensi pers di Hotel Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (12/7). Sebanyak 52 korban luka-luka hingga kini mendapat perawatan di beberapa rumah sakit.
Menurut dia hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab dari kebakaran itu. Walaupun, beberapa karyawan menilai ledakan itu karena ada kebocoran gas. Karena, sebelum kejadian, karyawan sudah mencium bau gas dari lokasi yang berukuran sekitar 100 meter x 200 meter.
Sebelum proses pengisian aerosol, kata dia, sudah ada tim pengawas yang bekerja untuk mengecek apakah ada gas yang bocor atau tidak. Selain itu, ada cerobong (penghisap-red) gas di ruangan itu yang langsung dibuang ke sebuah selokan. Namun, memang para karyawan tidak dilindungi oleh baju pengaman anti bakar seperti perusahan gas lainnya.
Hal ini sesuai dengan Standard Operasional (SOP) sebelum pekerjaan dimulai. Apalagi, kalau memang ada kebocoran gas, pasti ada sebuah alarm yang akan berbunyi. "Pada dasarnya dalam LPG, pemeriksaan. Ruangan LPG ada detektor LPG sehingga kalau itu ada gas yang melebihi ambang batas maka alarm akan bunyi," kata Makmun.
Tak hanya itu, PT Mandom yang baru sekitar 1 tahun beroperasi di Cibitung mengklaim kalau mesin miliknya dalam keadaan bagus. Karena usia dari mesin itu baru 4 tahun dan batas akhirnya adalah delapan tahun.
"Keadaan mesin-mesinnya tetap sesuai prosedur ada ceksit. Keadaan bagus mesinnya. Kami lakukan sesuai prosedur seperti pemeriksaan setiap pagi. Mengenai, sambungan-sambungan yang ada di dalam aliran gas diadakan pengecekan, sehingga tidak ditemukan kebocoran," tuturnya.
Untuk santunan dan hak-hak karyawan semuanya akan dibayarkan ke seluruh karyawan.
"Selama dirawat kita ada bantuan. Kemudian meninggal kami juga berikan santunan. Untuk biaya penguburan kami berikan Rp10 juta dan untuk yang lainnya akan disesuaikan kembali," tegasnya.
Sementara, untuk lokasi sampai saat ini masih dalam pengawasan pihak kepolisian. Apalagi, ruangan itu dipenuhi oleh Closed Circuit of Television (CCTV). Sehingga, pihak kepolisian nantinya bisa mengecek keadaan CCTV dan bisa mengetahui penyebab ledakan yang membakar ruang di Jalan Irian itu.
"Kami juga sudah siapkan seluruh data dan tidak akan ada yang ditutup-tutupi. Kami akan selalu bekerja sama dengan pihak kepolisian," tuturnya.
Pabrik kosmetik yang berada di Kawasan Industri MM 2100 yang tidak terkena musibah kebakaran rencananya, Senin (13/7) akan mulai beroperasi kembali. Kecuali, sebuah ruangan yang sudah hangus setelah dilalap si jago merah.
Korban yang ada di Rumah Sakit ada 52 orang terdiri dari: 20 orang dirawat di RSCM, 6 orang di RS Pertamina Pusat, 5 orang di RS Hermina Grand Wisata, 2 orang di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, 2 orang di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, 4 orang di RS Permata Bekasi, 5 orang di RSPAD Gatot Subroto, 1 orang di RS Fatmawati, 4 orang di RS Mayapada Lebak Bulus dan 3 orang di RS Primer Bintaro. (Bintang Pradewo)