Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah-kasih AW dan Korban Berlangsung Lebih dari Dua Tahun

Rian, sapaan Hayriantira, menjalani waktu kecil di Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kisah-kasih AW dan Korban Berlangsung Lebih dari Dua Tahun
net
Hayriantira 

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Asisten Presiden Direktur XL, Hayriantira (37), mengalami masa kelam semasa hidup hingga di penghujung hayatnya.

Darmawan (61), tetangga korban, mengatakan Rian, sapaan Hayriantira, menjalani waktu kecil di Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Rian anak kedua dari empat bersaudara pasangan suami-istri, Hadi Siswanto (55) dan Rukmilah (56). Ririn, kakak Rian tinggal di Belanda. Sementara, dia mempunyai adik kembar, yaitu Atik dan Agung.

"Dia sosok pendiam, tekun, dan tidak pernah mempunyai kelakuan aneh-aneh. Dia hidup prihatin," kata Darmawan ditemui di Hotel Cipaganti, Garut, Kamis (6/8/2015).

Beranjak dewasa, Rian memilih melepas masa lajang. Dia menikah dengan Dian (39). Pasangan suami-istri itu dikaruniai dua orang anak laki-laki, anak pertama berusia 8 tahun dan anak kedua berusia 5 tahun.

Sayang, biduk rumah tangga mereka tidak berlangsung lama hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai. Andy Wahyudi (38), menemani saat Rian sendiri. Setelah berpisah, kedua anak mereka hidup bersama dengan Rian di Depok.

Dian, suami Hayriantira, merupakan orang yang pertama kali mengenalkan korban dengan Andy Wahyudi (38) alias AW, terduga pembunuh. Kedekatan hubungan karena Dian meminta Andy untuk mengobati tangan Hayriantira.

Berita Rekomendasi

Andy merupakan ahli pengobatan alternatif. Dia mempunyai tempat pengobatan alternatif di daerah Jatibening, Jakarta Timur.

"Andi bukan orang asing. Mereka saling kunjung. Suami mengenalkan dia ke Andi. Tangan dia sakit. Dia punya tempat pengobatan alternatif di Jatibening," kata dia.

Rian diketahui menghilang sejak bulan November 2014. Pada waktu pergi, kedua anak Dian dan Rian diasuh oleh Rukmilah. Kemudian, karena sudah tidak pulang beberapa lama pengasuhan anak diambil alih Dian.

Kisah-kasih AW dan korban berlangsung selama lebih dari dua tahun. Pada 30 Oktober 2014 lalu, mereka memutuskan untuk berlibur ke Garut, Jawa Barat menggunakan mobil Honda Mobilio milik Hayriantira.

Dia mengatakan tujuan awal perjalanan ke Garut menuju ke sentra jaket kulit. Sentra jaket kulit berada di Sukaregang, Garut. Namun, belum sampai di tempat tujuan, mereka memilih bermalam di Hotel Cipaganti, Tarogong, Garut.

Hotel Cipaganti dipilih sebagai tempat istirahat karena menempuh perjalanan selama enam jam dari Jakarta ke Garut. Jarak Tarogong dan Sukaregang dekat karena bisa dilalui dengan cara melintasi Jalan Cipanas Raya.

"Hanya dua jam berada di kamar hotel," tutur AW yang mengaku hanya berdua berada di kamar hotel.

AW mengaku sempat berhubungan intim, tetapi korban tersinggung karena merasa dihina. Korban mempertanyakan kejantanan pelaku. Lantas, AW marah serta membekap hingga korban tewas.

Setelah kejadian pembunuhan itu, AW sempat terdiam. Dia merenung selama beberapa waktu memikirkan bagaimana cara menghilangkan jejak. Tanpa pikir panjang, dia memilih menceburkan Hayrianti ke kolam rendam air panas di dalam kamar mandi.

Jenazah Asisten Presiden Direktur XL, Hayriantira ditemukan di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat, pada 31 Oktober 2014. Saat ditemukan oleh karyawan hotel, jenazah berada di kamar mandi.

Pelaku membunuh korban dengan cara membekap menggunakan bantal. Lalu, dia menaruh jenazah di bak kamar mandi yang sudah diisi air panas. Ini dilakukan untuk menghilangkan jejak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas