Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Zona Khusus di Pusat Belanja Thamrin City Jakarta Untungkan Pedagang

Peningkatan usaha dan perolehan keuntungan yang signifikan dirasakan pasangan Marhaendriyanto dan Cindy

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Zona Khusus di Pusat Belanja Thamrin City Jakarta Untungkan Pedagang
ist
Pedagang batik di Thamrin City 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peningkatan usaha dan perolehan keuntungan yang signifikan dirasakan pasangan Marhaendriyanto dan Cindy  perajin batik asal Solo, yang sudah 7 tahun berdagang di Thamrin City. 

Pada awalnya, kata Mahaendri, usaha dijalankan dengan menyewa satu toko dan secara perlahan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. 

Perkembangan menggembirakan sudah dirasakan sejak 3 tahun terakhir ini. Usahanya yang melibatkan puluhan pengrajin di Sragen Jawa Tengah itu, semakin maju pesat dengan memiliki 9 titik lokasi penjulan di Thamrin City.

 
“Kami memiliki sekitar 20 toko di 9 titik penjualan itu,’ ujar Marhendri.
Menurut pemilik Toko batik Sen’d ini, usaha kerajinan batiknya yang dikerjakan di Sragen melibatkan ratusan anak muda.
“Kami membuka lapangan kerja untuk anak muda yang mau kerja kreatif dan tentu saja mengatasi pengangguran,” tandasnya.
 
Di  zona khusus Batik Nusantara lantai Dasar Satu Thamrin City, Marhaendriyanto  dan Cindy menjual aneka model batik untuk keperluan acara resmi, gamis dan juga pesta. Harga kain batik bervariasi antara Rp 100 ribu hingga Rp 15 juta .
Sedangkan harga baju antara Rp 250 ribu hingga Rp 2 juta.
 
Diakuinya, penjualan dari tahun ke tahun terus meningkat hingga antara 75 persen hingga 100 persen, khususnya  dalam tiga tahun terakhir ini. Dari usahanya pasangan ini meraih omset hingga mencapai  Rp 1 Miliar per bulan.
“Kami yakin usaha kami di Thamrin City akan terus untung dan berkembang,” katanyanya.
 
Perkembangan signifikan dan keuntungan usaha juga dirasakan Lia  Mustafa pemilik toko tenun MTV di Zona Khusus Tenun lantai 1 Thamrin City.  Usaha  Lia  ini dirintis sejak tahun 2010 dengan hanya menyewa sebuah lapak pada awalnya.
 
Pengarajin Tenun Khas Jepara ini mengakui usahanya terus berkembang dan hingga saat ini sudah memiliki tiga toko. “Peminat tenun ikat khas Jepara sudah semakin luas hingga ke luar negeri,” ujar Lia.
 
Semua kain tenun ikat yang dijualnya diproduksi di Jepara dengan melibatkan para pengrajin setempat dan ratusan tenaga kerja. “Usaha kami memberikan dampak bagi terbukanya lapangan kerja di Jepara.
 
Di tokonya, aneka kain tenun Jepara di jual dengan harga bervariasi antara Rp 35 ribu hingg Rp 75 ribu per meter kain tenun. Sementara harga per potong kain tenun antara Rp 200 ribu hingga Rp 800 ribu.
 
Hingga saat ini keuntungan diraihnya, dengan omset mencapai Rp 500 juta per bulan. “ Kami terus berharap akan semakin berkembang maju usaha kami disini.” tandas Lia Mustofa.
 
Pihak Thamrin City terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan berbelanja.
“Kami selalu melakukan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan dan aneka fasilitas demi kenyamanan berbelanja di Thamrin City,” ujar Lucy Ratna selaku Public Relation and Promotion Manager Thamrin City.
 
Seperti diketahui, kata Lucy, Thamrin City menghadirkan konsep belanja berbeda dengan menghadirkan zona-zona khusus untuk memudahkan para pedagang dan pembeli dalam berinteraksi. “Ada  Zona  Pusat Batik Nusantara , Zona  Pusat Busana Muslim, Zona Pusat  Tenun Nusantara , Zona Ladies Market, Zona Handphone Center, Zona Food Court, Zona Thamrin Terrace Resto & Café, Zona Pusat Bisnis Thamrin City, Zona Bursa Mobil Thamrin City, Zona Golds Gym, Zona Kampus City, Zona Pusat Busana Keluarga, dan Zona Pusat Kerajinan Nusantara.  Sekarang sedang dikembangkan  Area Pusat  Tekstil untuk mendukung perkembangan zona – zona yang sudah ada,” papar Lucy.
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas