Ditinggal Gurunya Pergi Demo di DPR, Murid SDN 20 Jatinegara Telantar
"Gajinya juga kadang telat. Nah, akibat itu, keterikatan guru dan loyalitasnya kan bisa jadi berkurang," ujar Tini.
Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan murid SDN 20 Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, tidak mendapat pelajaran gara-gara sejumlah guru honorer di sekolah itu pergi berdemonstrasi, Selasa (15/9/2015).
Tini (40), orangtua salah satu murid di sekolah tersebut, mengatakan, sejak pagi, guru honorer sudah meninggalkan sekolah untuk berunjuk rasa. "Guru honorernya demo soal status mereka. Saya kecewa dengan pemerintah. Akibat hal ini, anak saya yang di kelas enam dan kelas empat jadi nganggur gini," kata Tini, saat dijumpai di sekolah tersebut, Selasa siang.
Tini mengatakan, pemerintah seharusnya memperhatikan kesejahteraan guru honorer di sekolah tersebut. Pasalnya, penghasilan guru honorer di sekolah itu cuma Rp 1.000.000.
"Gajinya juga kadang telat. Nah, akibat itu, keterikatan guru dan loyalitasnya kan bisa jadi berkurang," ujar Tini.
"Saya minta itu pemerintah ada kejelasan. Pertama dibatasi honornya berapa tahun. Upah guru honorer di sini itu jauh dibawa standar UMP. Hari gini di bawah satu juta? Saya hitung saja misalnya Rp 900.000, sebulan berarti mereka sehari Rp 30.000. Gimana cukup buat keluarga?" ujarnya lagi.
Tini melanjutkan, kalau kesejahteraan guru kurang, dikhawatirkan guru tidak bisa berkonsentrasi untuk mengajar. Ia pun menyiasati dengan mengirim anaknya ke bimbingan belajar (bimbel) setelah belajar di sekolah.
"Makanya, anak saya itu (ikut) bimbel di luar juga," ujar Tini.
Kepala Sekolah SDN 20 Edy Purwanto mengatakan, enam orang guru honorer di sekolah itu ikut berdemo di gedung DPR Senayan Jakarta. Edy mengakui, akibat hal ini kegiatan belajar mengajar di sekolah sedikit terganggu.
"Anak-anak jadi agak terbengkalai, tetapi tetap kita siasati mereka agar tetap belajar dengan mengerjakan LKS. Hanya memang tidak optimal," ujar Edy.
Edy menjelaskan, ada tiga kelas, yakni kelas 2, 4, dan kelas 6 yang ditinggal demo oleh gurunya. Ini berarti hampir separuh dari 320 siswa sekolah itu tidak mendapat pengajaran dari guru.
Selain itu, pegawai TU yang berstatus honorer juga ikut demo. Akibatnya, urusan tata usaha sekolah sementara tidak berjalan. Edy berharap, para guru honorer yang berdemo mendapat kabar baik mengenai status mereka dari pemerintah.
"Harapan saya mereka itu bukan guru ecek-ecek, sudah lama bekerja dengan honor yang tidak cukup setengah bulan. Mudah-mudahan hari ini mereka ditanggapi," ujar Edy.
Penulis: Robertus Belarminus