Ahok: Kalau Air Limbah Bisa Diolah, Tinja Bisa untuk Minum
Oleh karena itu, penggabungan PDAM Jaya-PAL Jaya bisa menjadi solusi
Penulis: Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam sambutannya saat workshop Penggabungan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya dan Perusahaan Air Limbah (PAL) Jaya, mengatakan warga Jakarta seharusnya tidak mengalami kekeringan maupun kekurangan air.
Kata Ahok, permasalahan kekeringan karena tidak adanya pengolahan air yang baik di Jakarta. Ia memaparkan pengolahan air di Jakarta masih kurang.
Menurutnya, permasalahan itu seharusnya bisa teratasi.
Ahok mengatakan PAL Jaya seharusnya bisa mengolah air limbah menjadi air minum atau air bersih.
Jika air Sungai Ciliwung bisa diolah menjadi air bersih, warga Jakarta tidak lagi kekurangan air. Ia juga mengimbau warga Jakarta untuk tidak langsung membuang air limbah rumah tangga.
"Saya di pantai utara saja tiap pagi bisa lihat tetangga itu buang air ke kanal buang ke laut. Harusnya, kalau di luar negeri semua pembuangan di rumah itu musti ke pipa, masuk diolah. Nah kalau dia bisa ngolah air limbah, air tinja saja bisa diolah jadi air minum, masa olah air Ciliwung enggak bisa?" ujar Ahok di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Selasa (6/10/2015).
Oleh karena itu, penggabungan PDAM Jaya-PAL Jaya bisa menjadi solusi demi meningkatkan pengelolaan air di Jakarta. Jika tadinya di bawah lima persen seharusnya bisa meningkat menjadi puluhan persen.
"Ciliwung itu bukan soal membagi antara Palyja dengan Aetra. Seharusnya pemikirannya adalah ada sungai yang musim kemarau pun tetap mengalir airnya," kata Ahok.
Direktur Utama PDAM Jaya Erlan Hidayat mengatakan, penggabungan dua BUMD ini untuk mengefektifkan pengelolaan air kotor menjadi air bersih.
"Acara ini adalah pembahasan rutin bagaimana kota-kota di Indonesia mengelola air limbah menjadi air bersih. Sebelumnya sudah dilakukan di Solo dan Bandung," kata Erlan.