Bondan Gunawan: Banten Tidak Perlu Diajari
Banten perlu mengingatkan pemerintah tentang sejarah kebangsaan yang berawal dari Banten itu.
Penulis: Robertus Rimawan
Pada zaman Orde Baru, Pancasila hanya dilihat sebagai nilai untuk mengukur moral individu sehingga pada akhirnya Pancasila ditinggalkan. Seharusnya, Pancasila menjadi karakter negara yang jika ditinggalkan akan menimbulkan kekacauan.
“P4 hanya mengurusi moral individu di negara Indonesia sehingga Pancasila belum menjadi karakter negara. Kalau menjadi karakter negara, Pancasila akan menjadi nilai luhur yang mengikat para pejabatnya.
Dengan demikian, jika Pancasila ditinggalkan sudah pasti akan terjadi pergolakan di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi pada masyarakat Banten yang senantiasa berada pada arus pergolakan.
Banten seperti laut, tenang tetapi menyimpan arus besar dan berbahaya yang ada di dalamnya. Untuk menghindari ancaman itu, Pancasila harus menjadi karakter negara bagi para pejabat Banten,” ujar Ito.
Pendapat hampir sama juga diungkapkan oleh Sosiolog Banten, Tihami yang mengatakan, jika Revolusi Mental akan dibudayakan, ia harus berada pada ranah sikap (attitude).
Sikap ini pada akhirnya harus menjadi character building yang akan membangun pengetahuan dan perilaku. Oleh karena itu, Revolusi mental akan mengarah pada pembangunan bangsa dalam tataran budaya baru.
Dijelaskan lebih lanjut, pembangunan peradaban budaya membutuhkan lima hal yakni, kepastian dalam penegakan hukum, pendidikan semesta yang mengarah pada perambatan budaya sikap serta perilaku, kelancaran informasi serta komunikasi, teladan atau model, dan terakhir terbangunnya kehidupan berpolitik yang baru.
Terkait dengan Kapsul Waktu Gerakan 70 (G-70), Koordinator Panitia Daerah, Ananta Wahana menjelaskan pihaknya menyebarkan formulir isian yang diisi oleh para mahasiswa.
Mimpi-mipi itu kemudian akan diperas menjadi 7 (tujuh) mimpi. Mimpi-mimpi seluruh Indonesia itu akan dikumpulkan dalam kapsul waktu dan akan dibuka pada tahun 2085.
Untuk mendukung G-70 itu, Ananta menambahkan, bersama sebuah tim yang dibentuk akan menyusun buku 'Menuju Banten 2085'. Seminar yang diselenggarakan mencoba untuk menangkap aspirasi dari para tokoh Banten.(*)