Dinas Tata Air DKI Tindaklanjuti Pernyataan Ahok soal Alat Berat "Dimainkan"
Dinas Tata Air DKI Jakarta sedang mengaudit operasional alat berat yang diduga 'dimainkan' itu.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
![Dinas Tata Air DKI Tindaklanjuti Pernyataan Ahok soal Alat Berat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jelang-musim-hujan-lumpur-sungai-citarum-dikeruk_20150920_214348.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat memaparkan bahwa ada pihak yang 'bermain' alat berat.
Demi menindaklanjuti hal itu, Dinas Tata Air DKI Jakarta sedang mengaudit operasional alat berat yang diduga 'dimainkan' itu.
Dinas Tata Air DKI mengaudit data mengenai waktu pengoperasian alat berat yang sempat disoroti Ahok karena terpantau hanya beroperasi selama dua jam di Smart City.
"Ini lagi kita audit datanya. Karena kita kan juga punya catatan, apakah data Smart City itu lama atau baru," ucap Kepala Dinas Tata Air DKI Tri Djoko Sri Margianto saat dihubungi, Kamis (15/10/2015).
Menurut data yang didapat, kata Tri, pihaknya telah memaksimalkan pengoperasian alat berat hingga malam.
Melihat fakta di lapangan, alat berat yang digunakan untuk mengeruk waduk dan saluran, dioperasikan lebih dari dua jam.
"Jadi nggak mungkin kalau alat berat kita itu beroperasi cuma dua jam. Saya pikir mungkin itu data lama. Ada beberapa data di Smart City yang belum tentu real time. Makanya data-data ini kita mau klarifikasi dan kita tindaklanjuti," ujarnya.
Staf di jajaran Dinas Tata Air mengaku kesulitan bila harus mengoperasikan alat berat secara full time (seharian penuh). Alasannya karena harga satuan pembayaran operator di e-katalog terbilang masih rendah yakni Rp 149 ribu sehari.
"Ini yang lagi mau kita ubah. Jadi kita sedang menunggu Surat Keputusan (SK) Gubernur, supaya harga satuan operator alat berat itu dinaikan," jelasnya.
Selain itu, Tri juga mengungkapkan sedang mengupayakan agar alat berat dioperasikan dua shift. Bila memungkinkan, alat berat ke depan akan dioperasikan tiga shift agar bisa melakukan pekerjaan seharian penuh.
"Kita akan coba dengan dua shift dulu. Setelah itu baru kita bagi tiga shift, tergantung situasi dan kondisi di lokasi. Karena ada beberapa lokas yang kalau siang tidak bisa beroperasi, sehingga dioperasikan malam hari," ucapnya.
Dinas Tata Air berencana untuk memperbaiki operasional alat berat yang dianggap masih belum beroperasi maksimal, dan data dari Smart City akan dikoreksi demi dapat mengawasi dengan mudah.