Tembak Taksi Express, Pengendara Land Rover Mengaku Polisi
Penodongan itu terjadi di depan Hoteel Maharaja Jalan Kapten Piere Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mengaku-ngaku sebagai anggota kepolisian, pengendara kendaraan Land Rover B 1 WTO menodongkan senjata air soft gun kepada seorang sopir Taksi Express dengan nomor polisi B 1698 KTH.
Penodongan itu terjadi di depan Hoteel Maharaja Jalan Kapten Piere Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (26/10/2015) pagi.
Keributan antara pengendara yang mengaku-ngaku sebagai anggota kepolisian itu dengan sopir taksi lantaran saling berserempetan.
Kanit Reksrim Polsek Mampang, Iptu Agus Herwahyu Adi menuturkan, pelaku sempat menembakkan senjata air soft gun ke bagian bemper belakan taksi berwarna putih itu.
Selain itu, korban yang diketahui bernama Rakhmat Suparman (35) yang kondisinya masih trauma.
"Pelaku sedang ditangkap di rumahnya. Dia mengaku-ngaku kepada korban adalah anggota-anggotaan (kepolisian). Kami sedang mendalami itu," kata Agus Herwahyu Adi di Polsek Mampang, Jakarta Selatan, Senin (26/10/2015).
Agus Herwahyu Adi menjelaskan, kronologi kejadian berawal saat kedua kendaraan yang diketahui berserempetan di Jalan Kapten Tendean.
Saat di lampu merah Mampang, taksi putih itu berjalan dan tiba-tiba kendaraannya mengalami kempis ban.
Ternyata, ban belakang taksi itu ditembak sehingga mengalami pecah ban. Selain itu, bamper taksi itu mengalami lecet akibat peluru dari senjata air softgun yang ditembakan pelaku.
"Sopir taksi berhenti dan ditodongkan senjata dari dalam mobil sambil mengancam akan menembak korban," tutur Agus Herwahyu Adi.
Pelaku langsung kabur belok ke arah Apartemen Marbela. Sedangkan taksi langsung melaporkan kejadian tersebut ke Pos Polisi Kemang.
"Saat ini masih kami selidik kepemilikan senjata itu dan alasan dari penembakan itu," tutur Agus Herwahyu Adi.
Serempetan
Kasi Humas Polsek Mampang, Aiptu Sukarno mengatakan, sebelum terjadinya penembakan taksi, terjadi keributan antara laki-laki pemilik sebuah mobil pribadi dan seorang supir taksi ekspres.
"Itu mobil pribadi sama mobil taksi ekspres serempetan mobil pribadi, yang nembak itu nembak ban taksi," kata Sukarno.
Menurut Sukarno, supir taksi ekspres yang menjadi korban penembakan tidak mengenali pemilik mobil pribadi dengan senjata tersebut.
"Serempetan saja, murni ada salah paham, ribut. Dari mobil pribadi mengeluarkan senjata, nembak," kata Sukarno.
Sukarno mengatakan, terkait senjata yang dimiliki penembak ban taksi tersebut, saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan mendalam apakah penembak merupakan anggota kepolisian dan memiliki alat persenjataan yang sah atau tidak. (Bintang Pradewo)