Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengemis Pura-pura Buntung Ditangkap, Lihat Cara Dia Sembunyikan Kakinya

Aksi pengemis nakal ini terbongkar belum lama ini dalam video yang diunggah Dinas Sosial DKI melalui laman Facebook mereka.

Penulis: Rendy Sadikin
zoom-in Pengemis Pura-pura Buntung Ditangkap, Lihat Cara Dia Sembunyikan Kakinya
Youtube
Lihat videonya di bagian bawah berita. 

Tampak sekilas, pria kelahiran Boyolali, 2 Mei 1988 itu terlihat lemah dengan cacat kaki serta berpakaian kotor dan lusuh.

Namun, sesaat hendak diamankan petugas, suami dari Ratih itu diungkapkannya, terlihat sehat dan bugar, kaki kiri yang terlihat buntung pun ternyata hanya modus Aris untuk mendapatkan simpati masyarakat.

"Yang bersangkutan mengaku sudah mengemis sejak tahun 2008, alasannya karena menganggur. Dia juga mengaku tidak malu, karena dianggapnya mengemis adalah profesi juga. Hal ini yang harus dirubah, karena itu dia akan menjalani rehabilitasi di PSBI (Panti Sosial Bina Insan-red)," jelasnya.

Upaya rehabilitasi dan pembinaan tersebut ditujukannya untuk merubah pola pikir dan kemandirian Arif.

Apalagi diketahui jika aktivitas mengemis sudah dilakukan sejak lama dengan penghasilan yang menggiurkan yakni berkisar Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per hari atau mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per bulan.

"Pola pikir ini yang harus kita rubah, karena dia mengaku dari mengemis pendapatnya cukup besar sampai dia bisa mengontrak rumah di sekitar Tanah Tinggi, Jakarta Pusat seharga Rp 350.000 sebulan," jelasnya.

Terkait penemuan kasus tersebut, dirinya pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah tertipu dengan pengemis beragam modus, seperti berpura-pura buntung, membawa bayi ataupun balita ataupun modus lainnya.

Berita Rekomendasi

Karena, lewat pemberian tersebut, masyarakat secara tidak langsung mendukung akan adanya praktek tersebut.

"Jika masyarakat ingin berbagi, bisa disalurkan kepada lembaga resmi dan terdaftar, sehingga niat baik tidak dimanfaatkan oleh oknum yang ingin mengambil keuntungan. Karena apabila masyarakat memberi di jalan, artinya masyarakat mendukung adanya eksploitasi anak dan mengajarkan mereka untuk malas," ujar Chaidir.

BERIKUT VIDEONYA

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas