Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kebut Pembangunan Jalan Layang Koridor XIII

Di sisi lain akibat pembangunan itu membuat jalan menyempit dan terjadi kemacetan lalu lintas yang cukup luar biasa.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kebut Pembangunan Jalan Layang Koridor XIII
Warta Kota/Bintang Pradewo
Suasana sekitar pembangunan Jalan Layang Bus Transjakarta Ciledug-Tendean, Rabu (2/12). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Proses pembangunan Jalan Layang Bus Transjakarta Koridor XIII Ciledug-Tendean terus dikebut. Proyek yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 2,5 triliun itu sudah mencapai 35 persen di delapan paket.

Namun, disisi lain akibat pembangunan itu membuat jalan menyempit dan terjadi kemacetan lalu lintas yang cukup luar biasa.

Kepala Seksi Pembangunan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Agus Indroyono mengatakan bahwa progres hingga November 2015 sudah mencapai 35 persen dari rencana 32 persen.

Sehingga terjadi deviasi positif sebesar 3 persen. Ratusan tiang penyangga untuk pembangunan jalan layang sepanjang 9,3 kilometer itu sudah berdiri tegak.

Namun, memang ada beberapa tiang yang belum terpasang karena pembebasan lahan. Seperti di dekat fly over Kebayoran Lama.

"Karena lahannya terbatas di bawah fly over Kebayoran Lama perlu dilakukan rekayasa. Jadi pengeboran tanpa membebaskan lahan terlebih dahulu. Jadi kita gunakan fly over eksisting untuk memperkuat struktur di bawah," ucapnya saat memantau pembangunan Jalan Layang Bus Transjakarta Koridor XIII itu.

Beton untuk penyambung jalan atau dikenal box girder sudah mulai terpasang di beberapa lokasi.

Berita Rekomendasi

Seperti di Mampang, Kebayoran Lama, Taman Puring, dan Seskoal. Diharapkan, pekerjaan itu rampung sesuai target yaitu 15 Desember 2016.

"Karena pembangunan ini menggunakan sistem multiyears. Jadi diharapkan kepada delapan paket untuk segera menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwalnya," ucapnya.

Dalam pembangunan itu akan mengorbankan dua Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yaitu di Mabes, Trunojoyo, Kebayoran Baru dan Mampang Prapatan.

Untuk di Mabes sendiri sudah dihilangkan. Sedangkan di Mampang Prapatan penghilangan aset sedang diurus di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta oleh Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta.

"JPO adalah milik Dishub DKI. Jadi kita bersurat untuk penghilangan aset di Dishub baru langsung ke BPKAD," tuturnya.

Selain itu, pihaknya terus melakukan percepatan terhadap beberapa bidang lahan yang akan dibebaskan.

Seperti Kelurahan Cipulir, Petukangan Selatan, Petukangan Utara dan Kebayoran Lama Utara. Karena itu nantinya akan dijadikan halte dan tangga menuju JPO.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas