Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

"Huahh, Gak Mungkin Dia Meninggal, Dia Tunangan Saya'

Slamet Muzaki (23) yang terlihat berlumur darah dengan susah payah keluar sambil menggendong seorang perempuan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in
Repro KompasTV
Proses evakuasi kecelakaan antara KRL Commuterline dengan Metromini di Muara Angke 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebuah kendaraan roda tiga (bajaj) masuk halaman Rumah Sakit Atmajaya, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (6/12/2015) pagi.

Penumpang bajaj, Slamet Muzaki (23) yang terlihat berlumur darah dengan susah payah keluar sambil menggendong seorang perempuan menuju IGD.

Petugas RS yang mendengar teriakan Slamet segera membantu menggotong perempuan yang belakangan diketahui bernama Elimah (19), kekasih Slamet. Warga Jembatan Lima, Tanah Sareal, Tambora, Jakarta Barat ini meminta dokter mendahulukan menolong Elimah.

Di ruang IGD, Slamet dan sejumlah petugas RS tiba-tiba dikagetkan suara teriakan kesakitan dari mulut Elimah. Hanya sekali teriakan erangan itu, kemudian Elimah lemas. Melihat calon istrinya terkulai, Slamet berteriak histeris.

"Huaaaaaaaaah!! Gak mungkin dia meninggal! Gak mungkiiin!! Huaaah!! Huuu..!" ucap Slamet di bangku ruang tanggu IGD RS Atmajaya.

Slamet menangis histeris dan meronta-ronta dalam kondisi kedua kakinya dibagian betis penuh luka. Teriakan pria yang mengenakan jaket biru ini terdengar sampai ke luar IGD.

Pria berkulit sawo matang ini langsung memeluk perempuan yang diketahui kerabatnya yang baru tiba di RS Atmajaya. Beberapa anggota keluarganya pun berusaha menenangkan Slamet. "Eliii... Jangaan pergiii Eliii...," ucapnya terus menangis.

Berita Rekomendasi

Saat diwawancarai, Slamet mengaku Elimah merupakan tunangannya. Slamet juga mengatakan, dirinya tak lama lagi akan menikah.

"Iya... mau menikah. Dia tunangan saya... Dia tewas, mas..." ucapnya singkat sambil terus menangis.

Belum diketahui, luka-luka yang menyebabkan calon istri Slamet tewas.

Namun, ia hanya mengingat benturan hebat yang dialami calon istrinya saat Bus Metromini yang ditumpanginya ditabrak KRL Commuter Line di perlintasan kereta api (KA) Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat, Minggu (6/12) pukul 08.45.

Seperti diketahui, diduga menerobos oalang pintu perlintasan KA Tubagus Angke, sebuah Bus Metromini B-80 jurusan Kalideres-Jembatan Lima-Kota ringsek diseruduk KRL Commuter Line Bogor-Jatinegara, yang melintas dari Tanah Abang menuju Tangerang.

Sebanyak 18 penumpang Metromini tewas dalam kecelakaan itu. Kabid Dokes Polda Metro Jaya Kombes Musafak mengatakan, jumlah jenazah yang berada di RSCM berjumlah 15 orang, sisanya masih di RS Atmajaya dan RS Sumber Waras.

"Total 18 orang, 15 di sini (RSCM), termasuk yang dipindahkan dari Atmajaya dan tiga di Sumber Waras," kata Musafak, kemarin petang. Dia menambahkan, seluruh jenazah akan dibawa ke RSCM.

Mau ke Pluit

Slamet menceritakan, dia bersama Elimah berniat ke Emporium Pluit dengan naik Metromini. Awalnya dia tidak merasakan kejanggalan ataupun hal keanehan, terhadap Metromini tersebut.

"Saya mau ke Emporium Pluit sama Elimah... Saya nggak tahu kalau kejadiannya seperti ini," ujarnya sambil menangis di depan ruang IGD RS Atmajaya.

Kemarin pagi, Slamet dan Elimah duduk di bagian tengah sisi kiri Metrmoni maut tersebut.

Menurut dia, sejak awal sopir Metromini melaju cukup kencang. Saat tiba di pintu perlintasan KA Tubagus Angke, suara sirine tanda KA lewat sudah berbunyi nyaring.

"Suara sirine saya dengar, kemudian saya lihat pintu palang pintu sudah tertutup... Ya Allaah sopir bukanya berhenti malah dia mengambil celah palang pintu yang tidak tertutup semuanya," ucapnya terbata-bata.

Kejadiannya begitu cepat. Tiba-tiba, kata Slamet, terdengar suara dentuman kencang. "Kita terseret... Eli teriak-teriak... Ya ampuun," katanya.

Slamet mengatakan, suara seretan bodi Metromini lantaran terdorong kereta, sangat bising.

Percikan api sempat dilihatnya diiringi kaca-kaca di bagian penumpang pecah.

Dan lambat naun bodi Metromini ringsek ke arah bangku penumpang. "Elimah terbentur lalu pingsan..." ujarnya.

Sementara itu, Parihin (34), paman Slamet mengtakan, dirinya mengetahui keponakannya berada dirumah sakit lantaran dihubungi pihak satpam RS Atmajaya.

"Tadi saya dihubungi satpam RS, lewat handphone Slamet. Dia bilang, kalau keponakan saya dan pacarnya masuk rumah sakit. Saya nggak tahu jam berapanya keponakan saya masuk IGD. Dan tidak melihat jam, sampai di sini jam berapa, yang pasti Slamet saya lihat ketika saya sampai sudah menjerit-jerit menangis," jelas Parihin.

Petugas satpam IGD RS Atmajaya, Riyanto mengakui, Slamet dan kekasihnya adalah pasien pertama yang datang menggunakan bajaj.

"Korban yang pertama kali datang itu pasangan Slamet-Elimah. Sempat saya bertanya ke Slamet, ditolong sama siapa. Dia bilang, saat insiden itu terjadi Slamet berupaya meyelematkan diri dari Metromini, lalu mengeluarkan pacarnya. Katanya dia mau nikah tahun depan," papar Riyanto.

Menurut Riyanto, Slamet mengatakan kepadanya bahwa naik bajaj itu adalah inisiatifnya sendiri.

"Ketika sampai di RS, mereka saya lihat naik bajaj dan turun depan IGD. Teriak-teriak minta tolong. Dalam kondisi terluka dan berdarah Slametnya, karena kaki, wajah, dan tangan banyak luka besetan," paparnya. (m2/m3/dwi/ote/suf/fha)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas