Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Ajal Menjemput Tiada Lain Diucapkan Diah Selain 'La Illaha Ilallah'

Seseorang dari PT Nestle yang meneleponnya, lalu memintanya untuk segera datang ke RS Marinir Cilandak.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sebelum Ajal Menjemput Tiada Lain Diucapkan Diah Selain 'La Illaha Ilallah'
Warta Kota/Bintang Pradewo
Gedung Nestle Arkadia, Kamis (10/12). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Agus Susewo (58) dan istrinya Hj Sri Mulyati (58) mendapat kabar insiden kecelakaan lift jatuh yang dialami anak mereka, Diah Setyoningrum (25) pukul 10.30, setengah jam usai peristiwa itu terjadi.

Seseorang dari PT Nestle yang meneleponnya, lalu memintanya untuk segera datang ke RS Marinir Cilandak.

Pukul 11.00 Agus dan istrinya sudah tiba di rumah sakit. Diah masih hidup dan sedang ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit itu.

Namun saat itu berbagai alat medis sudah terpasang termasuk alat rekam denyut jantung. Tangis sang Ibu pecah. Sementara Agus menahan tangis dan berusaha sekuat mungkin untuk tak menangis.

"Dia sudah tak merespons saat diajak bicara, namun terus mengucap La Ilaha Illallah," kata Agus kepada Warta Kota di rumah duka di Jalan Kecapi V, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (10/12).

Sampai akhirnya meninggal sekitar pukul 13.00, ucap Agus, anak bungsunya itu terus mengucap kalimat itu. "Saya lupa persisnya dia meninggal jam berapa. Tapi pendeteksi jantung berhenti sekitar pukul 13.00," kata Agus.

Bahkan sejak tiba di rumah sakit, sejumlah perawat bercerita ke Agus bahwa Diah tak pernah mengucap kalimat lain selain La Illaha Illalah.

Berita Rekomendasi

Agus mengaku tak menyangka. Semuanya berjalan biasa saja sampai akhirnya telepon menjelang siang itu berbunyi dan membuatnya kacau.

Agus kelihatan paling kuat dari semua keluarga lainnya. Ibunda Diah tak sanggup lagi melayani tamu, matanya masih sembab dan tak bisa banyak bicara.

Dia pun memilih lebih banyak berada di kamar. Hanya Agus yang menyapa semua rekan Diah, saudara, dan tetangga dengan tetap tersenyum.

Ke setiap yang menguatkan lelaki pensiunan Dinas Pertanian DKI Jakarta itu mengaku tak menyangka, tetapi Dia ikhlas.

"Ini jalan Allah. Kita hidup di jalan Allah," kata Agus tanpa menitikkan air mata dengan seseorang yang menyapanya, seorang kerabat yang sudah lama tak bertemu.

Selanjutnya Ia memilih mencari topik pembicaraan lain, menjauh dari topik kematian anaknya. Agus memilih mendominasi pertanyaan dan bertanya soal dimana teman lama itu tinggal dan kabar anaknya.

Selanjutnya pembicaraan Agus dan teman lamanya kelihatan cair. Bahkan mereka mulai saling tersenyum. Agus ingat betul anaknya pergi bekerja untuk terakhir kalinya itu pukul 08.00. Seperti biasanya, Diah naik mobil ke kantor.

Satu hal yang spesial, ucap Agus, kakak tertua Diah pagi tadi datang ke rumah. Kebiasaan yang agak jarang dilakukan tiga kakak Diah.

"Dia sempat ngobrol panjang dengan kakak tertuanya itu. Baru setelah itu berangkat kerja. Saya kehilangan, sebab hanya Dia anak yang tinggal di rumah ini. Dua kakak perempuannya sudah menikah. Kalau kakak laki-lakinya itu tinggal sendiri karena punya usaha," kata Agus. (ote)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas