Nelayan Muara Angke Gelar Sedekah Bumi Nadran
Kawasan perkampungan nelayan dan pasar ikan di ujung utara Jakarta Minggu (13/12/2015) dipenuhi ribuan keluarga nelayan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA - Suasana di Muara Angke tiba-tiba berubah dari biasanya. Kawasan perkampungan nelayan dan pasar ikan di ujung utara Jakarta Minggu (13/12/2015) dipenuhi ribuan keluarga nelayan untuk memperingati upacara sedekah bumi yang lebih dikenal dengan sebutan Nadran.
Kegiatan Pesta Laut Nelayan Tradisional Kali Adem Muara Angke ini, mendapat
sambutan meriah dari masyarakat setempat. Itu terlihat dari rona bahagia dan kemeriahan acara yang dikemas dengan apik oleh panitia penyelenggara.
“Nadran adalah upacara tradisi nelayan di pesisir utara Pulau Jawa. Penyelenggaraannya dilakukan setahun sekali, terutama menjelang saat datangnya musim yang baik bagi nelayan untuk melaut mencari ikan,” kata Haji Carman, Ketua Panitia Pesta Laut Nelayan Tradisional Kali Adem Muara Angke.
Ia menambahkan, “Upacara intinya adalah sedekah bumi yang berupa melarung kepala kerbau dan sesajian dari aneka makanan yang disiapkan segenap warga nelayan untuk dibawa ke tengah laut yang di antar oleh ratusan kapal diringi nelayan beserta keluarga mereka.”
Berbagai spanduk dan umbul-umbul terlihat memenuhi setiap sudut kawasan perkampungan nelayan Muara Angke, yang membuat kesan meriah acara sangat terasa. Begitu juga dengan sederet rangkaian acara yang telah di persiapkan oleh panita untuk menghibur warga nelayan setempat, seperti, pertunjukan wayang, debus, sandiwara rakyat, bazaar dan sederet kegiatan yang lainnya.
“Dalam Nadran kali ini, kami sengaja mengisi berbagai rangkaian kegiatan acara untuk memberi hiburan bagi masyarakat dan wisatawan yang menyaksikan. Untuk itu, kegiatan ini sengaja kami gelar selama dua hari, yang telah di mulai dari Sabtu, (12/12/2015) kemarin,” kata Haji Carman.
Setelah sesepuh memanjatkan doa, kemudian melepas (melarung) sesajian dan kepala kerbau ke tengah laut yang di ikuti oleh ratusan kapal nelayan, warga berhamburan ke dalam laut untuk berebut sesajian. “Kami meyakini, siapa yang mendapatkan sesajian itu, maka akan banyak kebaikan yang diperoleh pada musim selanjutnya.” Tuturnya.
Menurut pengakuan warga setempat, Nadran yang mereka lakukan kali ini jauh lebih meriah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Pada Nadran kali ini, kami mendapat dukungan dari Pluit City. Kami sangat berterima kasih sekali atas kepedulian yang telah diberikan pada kami, sehingga acara Nadran dapat dilaksanakan dengan meriah dalam rangka merawat tradisi kami,” kata Ratno warga Muara Angke, yang juga menjadi salah satu panitia pada kegiatan tersebut.
Hal itu diakui oleh Pramono, AVP Public Relations & General Affair PT. Muara Wisesa Samudera (MWS)-Pluit City.
“Benar, kami berpartisipasi dalam Pesta Laut ini. Selain sebagai bentuk keharmonisan dan kedekatan Pluit City dengan warga Muara Angke, kami melihat tradisi Nadran ini merupakan budaya yang perlu dirawat oleh nelayan Muara Angke,” jelas Pramono.
Ia menambahkan bahwa telah banyak CSR lain yang diberikan Pluit City kepada Muara Angke antara lain santunan yatim, pemberian kurban, pembangunan tempat belajar, perbaikan jalan, dan lain-lain.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.