Odong-odong Berisi Tujuh Bocah dan Seorang Nenek Nyemplung ke Kali Sunter
Delapan penumpang dan tujuh diantaranya bocah kisaran umur lima tahun, tercebur ke Kali Sunter
Editor: Johnson Simanjuntak
![Odong-odong Berisi Tujuh Bocah dan Seorang Nenek Nyemplung ke Kali Sunter](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/odong-odong-nih2_20160108_205819.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Delapan penumpang dan tujuh diantaranya bocah kisaran umur lima tahun, tercebur ke Kali Sunter, saat melintas di jembatan penghubung kali dengan menggunakan odong-odong bermerk Viar, Jalan Raya Gading Sengon, Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (8/1/2016).
Juju (50) dan cucunya bernama Riffat (5), mengaku shock dan ogah lagi menumpang odong-odong.
"Saya pusing banget pak, ini kepala bagian kiri saya benjol. Ini saya periksa cucu saya si Riffat. Ini kepala cucu saya benjol, berdarah pula," katanya di sebuah klinik yang tak jauh dari lokasi kejadian, tepatnya di Jalan Tanah Merah Atas nomor 63 Rawa Badak Selatan (RBS), Koja, Jakarta Utara.
Dikatakan Juju, awal mula cucunya merengek meminta ingin naik odong-odong yang dikemudikan seorang pria bernama Daeng.
Bersama anak-anak lainnya, Juju dan cucunya yang merupakan warga di Jalan Raya Gading Sengon, Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, tak merasakan apapun saat menumpang di odong-odong tersebut.
"Ya saya pun naik odong-odong itu lah gara-gara cucu saya nangis-nangis. Nah menyeberang jembatan, itu sopir odong-odongnya kayak kagok mau menghindarin motor yang berlawanan arah. Ban belakang jemblos, miring, langsung jatuh ke kali. Saya teriak minta tolong," ujarnya.
Ia pun menyebut nama anak-anak yang menumpang odong-odong tersebut, sembari memegang kepalanya yang benjol.
"Ada si Salma, Jamot, Mariska, Jesika, Fajar, Dani, dan mereka gak apa-apa. Udah pada pulang. Umurannya kisara 5-7 tahunan semua. Nah saya sama cucu saya si Riffat ini yang berdarah kepala saya. Saya langsung diantara klinik. Ini kedua kalinya saya ke klinik karena kepala saya dan cucu saya emang pusing banget. Kaya terbentur batu kali," katanya.
Ia pun mengakui, jembatan yang dilintasi terlampau sempit untuk dilintasi. Menurut dia, jembatan itu hanya memuat satu mobil.
"Tolong pemerintah perhatikan itu jembatan. Masalahnya itu kan jembatan utamanya warga. Masa iya gak dipugar-pugar juga. Itu bahaya pak! Saya jadi korbannya!"
Sementara itu, Camat Kelapa Gading, Abdul Chalik, saat dikonfirmasi tak merespon, baik via telepon maupun via pesan singkat.(Panji Baskhara Ramadhan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.