Pak Jamal dan Istri Ceritakan Pengalaman Jualan Sate Ditengah Aksi Teror
Jamal mengaku memang melihat banyak orang berlarian menjauhi kawasan Sarinah
Penulis: Valdy Arief
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sate Jamal yang sempat menghebohkan sosial media karena tetap berjualan usai aksi teror di kawasan Sarinah Jakarta, mengaku memang tidak takut dengan peristiwa tersebut.
Ketidaktakutan pemilik gerobak sate tersebut, Jamaluddin (65) dan istrinya Heni Caheni (45), karena mereka merasa berada tidak terlampau dekat dari pusat teror.
"Saya jualan di (Jalan) Sabang, tembak-tembaknya di Sarinah. Saya kira jauh jadi tetap jualan," kata Jamal kepada Tribunnews di lokasinya berjualan, Jalan Sabang, Jakarta, Jumat (15/1/2015).
Jamal mengaku memang melihat banyak orang berlarian menjauhi kawasan Sarinah serta mendengar suara ledakan dan letusan senjata api.
Dia bahkan menceritakan melihat kepulan asap dari bom yang meledak, namun dia dan sang istri memutuskan untuk tetap berjualan.
"Penjual yang lain sudah tidak ada di sini waktu itu, cuma tinggal kami sendiri," tutur Heni.
Heni sendiri tidak tahu entah hal apa yang membuat dia dan suaminya tetap berani dalam suasana genting itu.
Meski demikian pasangan suami istri yang tinggal di kawasan Jatibundar, Tanah Abang, Jakarta, menceritakan dagangan mereka tidak bersisa pada hari tersebut.
Dari hasil jualannya pada hari itu Heni mengungkapkan dia dan suaminya bisa mengantongi uang sebesar Rp 750 ribu.
"Kalau hari biasa cuma Rp 250 ribu," kata Heni.
Tenarnya gerobak satenya, diharapkan Heni membuat mata pencahariannya semakin digandrungi pembeli.
Dia juga berjanji tidak menaikan harga jual satu porsi sate meski telah beredar luas di jagad maya.
"Harga masih sama sate ayam Rp 25 ribu, sate kambing Rp 35 ribu," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.