Tak Tepat Pakai Istilah 'Bom Sarinah' atau 'Teror di Kawasan Sarinah'
Proses toponimi yang misterius ini, kata Yudha, juga terjadi pada peristiwa-peristiwa lainnya sebelum ini.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - "Asal sebut dan menggampangkan saja". Demikian reaksi urbanis Indonesia yang juga Ketua IAI DKI Jakarta periode 2000-2006, Bambang Eryudhawan dilansir Kompas.com, Jumat (15/1/2016).
Yudha, sapaan karibnya, menyoroti tentang penggunaan terminologi "Bom Sarinah" dan turunannya seperti "Teror di Kawasan Sarinah", pasca-ledakan yang terjadi di gerai Starbucks Coffee dan pos polisi perempatan Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1/2016).
"Istilah 'Kawasan Sarinah' baru muncul kemarin. Tentu saja tidak tepat. Ini insting yang meleset. Kalau menggunakan terminologi "Teror Bom Dekat Sarinah" atau "Teror Bom Sekitar Sarinah", itu lebih tepat," tutur Yudha.
Yudha menjelaskan, penggunaan istilah "Bom Sarinah" atau "Teror Bom di Kawasan Sarinah" keliru, karena kejadian awalnya saja di gerai Starbucks Coffee Menara Cakrawala, dan rentetan ledakan serta tembakan berikutnya di pos polisi sekitar area perempatan Jl MH Thamrin-Jl Wahid Hasyim.
Proses toponimi yang misterius ini, kata Yudha, juga terjadi pada peristiwa-peristiwa lainnya sebelum ini.
Tak mengherankan jika kekeliruan penggunaan istilah ini kemudian membuat Direktur Utama PT Sarinah (persero), Ira Puspadewi, meradang.
Ira merasa keberatan atas pemberitaan di media arus utama serta perbincangan di media sosial dengan menyebut peristiwa kemarin sebagai "Bom Sarinah".
Sebab, peristiwa yang cukup mencekam ini tidak terjadi di Gedung Sarinah.
"Untuk keperluan akurasi, tidak ada bom di Gedung Sarinah. Semua kejadian di luar Sarinah dan yang berdekatan dekat Sarinah," ujar Ira saat konferensi pers di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Yudha pun mengusulkan agar media, atau pihak berwenang menggunakan terminologi area perempatan Jl MH Thamrin-Jl Wahid Hasyim. Karena, area perempatan inilah titik orientasi teror.
"Nama Sarinah disematkan sebagai tetenger saja. Atau jangan-jangan ada pesanan agar tidak menggunakan istilah 'Starbucks'?," pungkas Yudha.
Hilda B Alexander/Kompas.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.