Gembong Narkotika Makin Brutal, Polri Keluarkan TR Perketat Perizinan Senpi
Dalam peristiwa itu seorang informan juga ikut tewas.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan banyak anggota Polri yang menjadi korban dari keganasan dan perlawanan para gembong narkotika saat akan ditangkap maupun dilakukan penggerebekan.
Hal itu terjadi beberapa kali di wilayah hukum Polda Metro Jaya, yakni di Berlan Jakarta Pusat dan Koja, Jakarta Utara. Termasuk di wilayah Kampung Kubur, Sumatera Utara.
Di Berlan, Jakarta Pusat anggota Polri tewas saat hendak menggerebek narkoba, bahkan anggota itu sampai nekat menceburkan diri ke Kali karena hendak diamuk massa.
Dalam peristiwa itu seorang informan juga ikut tewas.
Terpisah, di Koja, Jakarta Utara juga penangkapan pada gembong narkoba mendapatkan perlawanan. Dua anggota Polri ditembak oleh gembong tersebut.
Dari hasil penggerebekan, dari tangan gembong itu didapatkan narkoba jenis Shabu, peluru, hingga granat.
"Ini bukti kalau jaringan narkotika itu erat kaitannya dengan masalah senjata. Kami dari Mabes Polri sudah mengeluarkan telegram rahasia soal pengetatan penggunaan dan pengawasan senjata api, baik senjata api kaliber tertentu termasuk juga sofgun. Akan lebih ditertibkan lagi," tegas Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan, Rabu (20/1/2016) di Mabes Polri.
Anton menambahkan kasus narkoba sangat dekat kaitannya dengan para mafia, dan kejahatan ini terorganisir.
Menurut Anton keberanian para gembong narkoba belakangan ini wajar karena bagi mereka bisnis tersebut sangat penting dan merupakan sumber utama penghasilan.
"Bagi mereka kan narkoba halal, jadi kalau ada yang menghalangi ya mereka hantam saja," katanya.