Jadi Tenar, Banyak Warga Minta Foto Bareng Ipda Tamat
Ipda Tamat, yang ikut andil berduet bersama AKBP Untung baku tembak tanpa pelindung apapun dengan para terduga teroris.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain AKBP Untung Sangaji yang menjadi sorotan publik saat melumpuhkan teroris di Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1/2015) lalu.
Tidak boleh dilupakan ada pula Ipda Tamat, yang ikut andil berduet bersama AKBP Untung baku tembak tanpa pelindung apapun dengan para terduga teroris.
Kini nama kedua anggota Polri ini tengah naik daun. Aksi heroik mereka banyak diperbincangkan dan mendapat apresiasi dari banyak pihak.
Alhasil di tengah-tengah keberhasilan mereka menumpas para teroris, kini mereka mendapat bonus yakni "menjadi tenar" di mata publik.
Keberadaan keduanya di tempat-tempat umum banyak mendapat perhatian warga. Banyak warga yang menyapa dan mengucapkan terkasih serta memuji aksi keduanya. Ada pula yang minta foto bersama.
"Memang sekarang jadi dikenal orang, tapi kan tujuan saya saat di Thamrin itu karena tugas bukan untuk terkenal. Memang sekarang jadi banyak ya minta photo bersama, ya saya layani dan menghargai itu," tutur Ipda Tamat saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (24/1/2016).
Meskipun kini kian terkenal dan dianggap sebagai pahlawan, namun tidak lantas membuat Ipda Tamat menjadi sombong. Melainkan tetap selalu bersyukur karena masih diberi selamat saat peristiwa tembak-tembakan berlangsung.
Bagi Tamat, bertempur dan berduel dengan para pelaku kejahatan sudah sering dilakoni lantaran selama menjadi anggota Polri ia banyak bertugas di bidang reserse.
Disinggung soal apakah atas aksi nekatnya itu, ia mendapat protes atau kritikan dari keluarga? Hal itu tidak dipungkiri oleh Ipda Tamat.
"Khawatir dari keluarga pasti ada, tapi saya coba beri pemahaman dan kekuatan mental bahwa aksi saya waktu itu adalah bagian dari risiko dan tugas saya sebagai Polisi dan keluarga memahami itu," ungkapnya.
Kemudian ditanya apakah dirinya mengalami trauma atas peristiwa itu, Ipda Tamat menjawab tidak mengalami trauma. Pasalnya sebagai anggota Polri, risiko apapun harus siap di hadapi.
"Seperti pepatah, kami anggota Polri itu ibaratnya satu kaki di kuburan, satu lagi di penjara. Jadi harus selalu siap dengan berbagai keadaan karena sudah memutuskan sebagai aparat keamanan yang harus dilakoni," tambahnya.
Untuk diketahui masyarakat serta dunia internasional melalui para Duta Besar negara sahabat mengapresiasi kinerja anggota Polri, utamanya duet AKBP Untung Sangaji dengan Ipda Tamat saat melumpuhkan para pelaku.
Rabu (20/1/2016) kemarin, empat anggota Polri yakni Kombes Urip Widodo, AKBP Untung Sangaji, AKBP Dewa dan Ipda Tamat mendapat plangkat dan sertifikat penghargaan dari Rektor Universitas Bhayangkara Jaya, Irjen Pur Bambang Karsono, di Kampus Ubhara, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Dari keempat anggota Polri ini, Kombes Urip Widodo dan Ipda Tamat mendapat piagam penghargaan spesial karena keduanya adalah alumni Ubhara.
Atas penghargaan itu, Ipda Tamat anggota Polairud yang diperbantukan di Densus 88 sejak tiga bulan lalu ini mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih.
"Soal penghargaan itu, saya sangat bersyukur karena apa yang saya kerjakan dan saya lakukan untuk negara dapat apresiasi dari banyak pihak, termasuk kampus saya, Ubhara," ungkap Ipda Tamat.
Bagi para mahasiswa Ubhara yang mayoritas ialah anggota Polri, Ipda Tamat berharap agar perjuangannya menjadi panutan bahwa setiap kali bertugas dimanapun harus selalu semangat dan berusaha memberikan yang terbaik.