Konvoi Mobil Mewah Bisa Timbulkan Kecemburuan Sosial
Ahmad Sahroni yang juga merupakan salah seorang anggota DPR RI Komisi XI Partai Nasdem, menuai beragam kritikan pedas
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Acara konvoi mobil mewah berjenis Ferrari yang di gelar oleh Presiden Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Ahmad Sahroni yang juga merupakan salah seorang anggota DPR RI Komisi XI Partai Nasdem, menuai beragam kritikan pedas dan banyak dikecam masyarakat.
Ketua DPP Pemuda Demokrat Indonesia sekaligus mantan sekretaris pemenangan Jokowi dan Jusuf Kalla di Provinsi Papua yang notabene adalah Ketua DPP KNPI Bidang Maritim dan Kelautan, Baharudin Farawowan, SH, MH mengatakan kegiatan yang dilakukan oleh anggota Dewan tersebut bisa melukai hati rakyat, pasalnya isu kesenjangan sosial sangat rentan dinegeri ini.
Baharudin, melihat dari sisi etika seharusnya seorang anggota perwakilan rakyat lebih mengedepankan program dan misi kerakyatan yang senafas dengan motto Nawa Cita Presiden yang pro rakyat, bukan malah sebaliknya.
“Aksi ini bisa memicu embrio kecemburuan sosial yang tinggi dari kalangan bawah dan mereka akan antipati pastinya,” ungkap Baharudin disela rapat panitia Nasional Pelaksanaan Jambore Poros Maritim Pemuda se Indonesia, Jumat (29/1/16).
Menurut Baharudin, walaupun tujuannya positif dan hanya sebatas hobi tetapi harus diingat. Saat ini, dia menyandang predikat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat.
Kepedulian terhadap program-program kerakyatan harus lebih diutamakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota parlemen yang mewakili konstituensnya.
“Predikat anggota DPR akan terus melekat selama dia menjabat, jadi kemanapun dia pergi, apa yang dilakukan itu seharusnya bisa menjadi panutan dan lebih mengedepankan aspek pendekatan diatas kepentingan mayoritas masyarakat.” paparnya.
Baharudin mengatakan seseorang wakil rakyat seharusnya peka dengan kebutuhan rakyat yang diwakilinya, memenuhi semua aspek-aspek kesejahteraan mereka, melindungi dan juga menyuarakan aspirasi yang disuarakan. Inilah yang selama ini hilang dan akhirnya persepsi DPR menjadi selalu negative dimata publik.
“Menjalankan program aspirasi kerakyatan dan membela semua kepentingan rakyat jauh lebih mulia ketimbang hanya memamerkan barang-barang mewah yang membuat jurang kecemburuan sosial semakin curam,” katanya.
Kegiatan ini jelas bertolak belakang dan tidak senafas dengan program Nawa Cita yang mengusung aspek kerakyatan dari Presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla bahkan sangat bertolak belakang dengan semangat restorasi partai nasdem itu sendiri.
Event yang bertujuan untuk mencetak rekor MURI dan Kampanye Tertib Lalu Lintas dengan menampilkan dan pamer kemewahan ini sangatlah tidak etis untuk seorang anggota DPR RI.
Sebagai Pemuda, langkah ini telah mencoreng dan mencederai cita-cita kami dalam mengusung aspirasi kerakyatan yang khususnya baru dimulai dari sisi Maritim Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.