Warga Kalijodo Klaim Tak Ada Perjudian tapi Akui Ada Prostitusi
"Saya jamin, selama 15 tahun, perjudian itu sudah tidak ada. Kalau prostitusi, kami siap untuk diedukasi. Bukan untuk bertemu dengan senapan,"
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perwakilan warga Kalijodo, Leonard Eko merasa dianggap seperti anak haram oleh Gubernurnya sendiri.
Hal tersebut dibuktikan dengan wacana penggusuran yang tidak jelas juntrungannya.
"Kami ini selalu dianggap seperti anak haram yang tidak bisa tinggal dengan nyaman belakangan ini. Jujur, setiap hari kami stroke dengar berita kami akan digusur. Tapi surat pemberitahuan saja tidak sampai ke lurah," ungkap Leonard saat bertemu Komisioner Komnas HAM, Hafid Abbas di Komnas HAM, Jakarta, Senin (15/2/2016).
Belum lagi, masyarakat dianggap sebagai teroris yang harus berhadapan dengan senjata laras panjang saat keberadaan polisi dan TNI pada Minggu (14/2) lalu untuk melakukan sosialisasi.
Menurutnya, hal tersebut bukanlah sikap yang baik untuk ditunjukkan kepada masyarakat yang telah menempati Kalijodo selama puluhan tahun.
"Ada yang bilang perjudian di tempat kami. Saya jamin, selama 15 tahun, perjudian itu sudah tidak ada. Kalau prostitusi, kami siap untuk diedukasi. Bukan untuk bertemu dengan senapan," jelasnya.
Dirinya justru mempertanyakan tindakan premanisme yang berasal dari pemerintahan dengan menginstruksikan akan menggusur warga di Kalijodo tanpa surat yang jelas.
"Siapa yang preman? Kami atau Gubernur? Mereka katakan akan menggusur kami, tapi mana surat pemberitahuannya?" kata Leonard.