Penghuni Rusun Pulogebang Khawatir Terpengaruh Warga Baru dari Kalijodo
Jaelani juga mengaku mendapatkan pesan singkat dari penghuni rusun yang mempertanyakan rencana relokasi ini.
Editor: Hendra Gunawan
![Penghuni Rusun Pulogebang Khawatir Terpengaruh Warga Baru dari Kalijodo](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/blok-h-dan-blok-g-rusun-pulogebang_20160219_215145.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Warga Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, sempat khawatir akan rencana kedatangan warga Kalijodo ke rusun yang mereka tempati.
Mereka cenderung khawatir akan latar belakang warga Kalijodo yang berasal dari kawasan hiburan malam tersebut.
Kendati demikian, warga mengaku akan menerima calon tetangga baru ini.
"Tentunya memang kami khawatir, takutnya kebawa-bawa. Ya, tetapi, kami menerima saja. Kita kan sama-sama warga gusuran," kata An (40), warga RT 11 RW 11, Blok F, di Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2016).
Meskipun ada kekhawatiran, An memprediksi, tidak akan ada penolakan dari penghuni rusun terhadap warga Kalijodo.
"Ya, enggak ada penolakan. Semua orang (Kalijodo) kan enggak sama (di hiburan malam semua)," ujar An.
Saat dikonfirmasi, Ketua RT 11 RW 11 Blok F Rusun Pulogebang, Jaelani (43), mengakui, penghuni rusun banyak yang khawatir dengan kondisi sosial daerah asal calon tetangga baru mereka itu.
Bahkan, sempat ada rapat RT mengenai rencana relokasi warga Kalijodo tersebut.
Jaelani juga mengaku mendapatkan pesan singkat dari penghuni rusun yang mempertanyakan rencana relokasi ini.
"Namun, setelah kami jelaskan, mereka (warga) akhirnya ngerti," ujar Jaelani. Rata-rata, menurut dia, penghuni rusun yang khawatir adalah ibu-ibu.
"Ada ibu-ibu, mereka ketakutan jangan sampai memengaruhi, berdampak sosial terhadap suami. Saya bilang, kalau pendapat dari saya sama, yang penting mereka mau ikut aturan adat istiadat di Rusun Pulogebang yang sudah ada," kata Jaelani.
"Artinya, mereka (warga Kalijodo) mau membaur, bermasyarakat, dan mengisi kegiatan yang positif di sini," sambung dia.
Jaelani mengatakan, permasalahan ini hanya masalah waktu. Dari pengalamannya, hal yang sama juga terjadi ketika ia direlokasi dari Komplek Permata alias Kampung Ambon.
Warga yang telah tinggal lebih dulu di rusun memang ada yang khawatir. "Namun, kami akhirnya bisa membaur," ujarnya. (Robertus Belarminus)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.