Wali Kota Jakut: Tobatlah Daeng Aziz
Wali Kota Jakarta Uara Rustam Effendi mengatakan, bahwa seluruh bangunan di Kalijodo akan diratakan.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Ini cafenya Abdul Aziz". Begitulah kata Lurah Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Maskur saat menyampaikan Surat Pemberitahuan (SP) 1 penggusuran kawasan Kalijodo, Kamis (18/2). Cafe yang disebut milik Daeng Aziz, adalah Cafe Intan yang berdiri megah dengan bangunan tiga lantai.
Bangunan Cafe Intan ini paling mencolok ketimbang cafe-cafe lainnya. Beton kokoh sebagai tiang berdiri kokoh menjadi penghias sebelum pengunjung masuk ke dalam cafe. Papan besar Draf Beer dan Intan Executive Club menghiasi pintu masuk cafe.
Kemarin siang, suasana Cafe Intan biasanya ingar bingar sepi. Akses jalan beraspal menuju Cafe tersebut pun ditutup. Rantai besi membentang menutup jalan selebar tiga meter.
Tidak ada orang yang berada di bangunan tiga lantai itu. Begitu juga dipelataran parkir cafe yang ukurannya dua kali lapangan futsal.
Pintu masuk cafe tersebut juga terkunci. Tumpukan kursi plastik berjejer di teras. Terdapat tempelan surat peringatan SP1 dari Pemerintahan Kota Jakarta Utara di pintu yang terbuat dari kaca hitam.
Namun beranjak malam, cafe tersebut mendadak ramai. Sejumlah orang berjaket berjaga di samping Jalan menuju cafe. Mereka melarang wartawan mendekati cafe tersebut. Sekitar pukul 19.00 Wib mobil Mercedez Benz putih C 280 yang sebelumnya digunakan Daeng Aziz ke Komnas HAM dan DPRD DKI masuk ke dalam pelataran parkir cafe. Hanya saja, Daeng tidak tampak turun dari mobil tersebut.
Menurut salah seorang penjaga, Daeng sedang tidak berada di Jakarta. Namun menurutnya, Daeng tidak akan lama di luar kota. Ia akan datang menjelang penggusuran."Besok atau lusa pasti ke sini," katanya.
Sementara itu, berbeda dengan Rabu lalu, jalan Kepanduan II yang menjadi jalur utama di Kalijodo terpantau sangat sepi. Jalan pun tampak gelap, karena hampir semua cafe tutup dan mematikan lampu terasnya. Hanya warung rokok dan makan yang tampak berjualan.
Orang yang berjaga di samping jalan pun tidak seramai hari-hari sebelumnya. Orang hanya berkumpul di dekat jalan menuju cafe milik Daeng Aziz.
Omzet Miliaran
Beberapa hari lalu Daeng Aziz masih terlihat di kawasan Kalijodo. Kepada wartawan, Daeng yang ditanya perihal omzet cafenya yang mencapai Rp 1,5 miliar per bulan, hanya tersenyum. Ia mengaku bersyukur jika bisnis yang digelutinya itu mencapai angka tersebut.
"Ini kamu yang jawab ya. Saya bersyukur sekali. Itu kalau ada yang menyebut seperti itu, boleh-boleh saja. Tapi kalau untuk membenarkan, jangan dulu. Saya yang lebih tahu," ujar Daeng Aziz.
Daeng lantas membantah irinya menjadi pemasok minuman yang beromzet miliaran rupiah dalam semalam. "Kalau memang ada yang bilang bahwa saya ini pemasok minuman, lalu mendapatkan omzet setiap malam sampai miliaran rupiah. Ah, itu kata dusta. Bohong," ujar Daeng.
Tobat
Wali Kota Jakarta Uara Rustam Effendi mengatakan, bahwa seluruh bangunan di Kalijodo akan diratakan. Semua bangunan itu berdiri di atas lahan seluas 1,4 hektare yang merupakan kawasan ruang terbuka hijau. "SP1 dulu, kemudian kalau bangunan belum dirobohkan, kita beri SP2 dalam kurun waktu tujuh hari. Tidak diindahkan, kita beri SP3 dan sehari kemudian ditertibkan," ujar Rustam.
Rustam mengatakan bahwa Daeng Aziz adalah pemilik cafe sekaligus koordinator keamanan di Kalijodo. Menurutnya, wajar jika Daeng dan anak buahnya menolak penggusuran. Namun pemerintah tak akan mundur sejengkal pun. "Kalijodo harus dikembalikan lagi sesuai fungsinya sebagai ruang terbuka hijau (RTH)," lanjut Rustam.
Rustam menyarankan, seharusnya Daeng Aziz mendukung relokasi tersebut demi kebaikan masyarakat Jakarta. Apalagi menurutnya Daeng Aziz sudah kaya raya.
"Maksud saya selama hidup puluhan tahun, melakukan kegiatan atau mata pencaharian seperti itu harusnya dia (Daeng Aziz) sudah punya modal yang cukup. Dia juga kaya lho. Kemarin saja naik Mercedez Benz kok. harusnya kan dia buka profesi lain dong jangan begitu-begitu terus," ucap Rustam.
Rustam berharap Daeng Aziz tobat. "Harusnya tobat. Mumpung rezeki masih ada banyak, mumpung sehat, anak buah masih banyak. Anak buahnya yang jadi petugas keamanan di situ, kan sudah bisa buka usaha lain harusnya. Dia sadar gitu. Kan selama ini sudah menikmati kok,"lanjut Rustam. (tribunnews/warta kota)