Kemenpar Gelar Rakor untuk Menjaga Kualitas Internal
Menpar Arief Yahya sudah menetapkan WIN-Way atau spirit Wonderful Indonesia Way, yang meliputi 3S
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Menpar Arief Yahya sudah menetapkan WIN-Way atau spirit Wonderful Indonesia Way, yang meliputi 3S.
Yakni Speed, Solid, dan Smart. Nilai-nilai itulah yang menjadi salah satu materi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kepegawaian di Hotel Royal Bogor, 23-24 Februari 2015.
”Kami ingin meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi di bidang kepegawaian, agar ada pemahaman yang sama soal aturan kepegawaian dan penyelesaian permasalahan seputar kepegawaian,” ujar Ahman Sya, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar.
Menurut Ahman, peserta Rakor adalah pengelola kepegawaian, tata usaha yang menangani kepegawaian di lingkungan Kemenpar.
Lebih lanjut pria yang pernah menempuh pindidikan S2 di Belgia itu dengan adanya perubahan nomenklatur dari Kemenpar dan Ekonomi Kreatif menjadi Kemenpar, perlu ada penyesuaian tugas dan fungsi terutama dalam hal penyusunan analisis beban kerja.
Adapun nara sumber yang hadir adalah Tripriyo Sudarmanto, yang berbicara tentang analisis beban kerja. Lalu Adam Syafruddin bicara terkait Disiplin PNS.
“Tentunya yang paling utama adalah bagaimana pegawai kami harus siap menjadi SDM Kemenpar yang siap menyambut wisatawan dengan target kunjungan 12 juta tahun 2016 wisatawan mancanegara dan 260 juta wisatawan nusantara, dan harus siap juga di tahun 2019, 20 juta Wisman dan 275 juta Wisnus,” tandas Ahman.
Karena spirit kerja yang sudah disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya itu harus segera dijalankan.
Bekerja harus cepat, atau mengandalkan speed.
“Karena di era cultural industry saat ini, bukan yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat memakan yang lambat,” kata Ahman Sya, yang menyebut saat ini ada semangat baru di Kemenpar. Yakni bekerja tuntas dengan cepat, sebagaimana perusahaan multinasional, tetapi system administrasi tetap tertib.
Dia juga menyebut bekerja sebagai PNS itu juga harus solid, kompak, membangun Indonesia Incorporated. Tidak ego sektoral, tidak mau menonjol sendiri sehingga mengorbankan kepentingan negara yang lebih luas.
“Dan harus smart, harus pintar di tengah persaingan global,” kata Ahman Sya.