Kafe Daeng Azis dan Tangisan Seorang Ibu Saat Penertiban Kalijodo
"Senang kalian kalau kami sudah seperti ini,"
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kafe Intan dan Kafe Winstar milik Abdul Azis di Kalijodo dihancurkan dalam hitungan menit, Senin (29/2/2016)
Kafe Intan dirubuhkan dengan menggunakan alat berat cukup memakan waktu 10 menit.
Tak ada perlawanan saat kafe tersebut ditertibkan.
Alat berat yang dikerahkan juga terus merubuhkan sisa-sisa bangunan yang ada di kawasan lokalisasi tersebut.
Tribunnews.com/ Amriyono Prakoso
Kafe Intan milik Daeng Azis dirubuhkan dengan alat berat, Senin (29/2/2016)
Tidak hanya Cafe Intan, Cafe Winstar yang juga milik Daeng Aziz pun sudah hancur.
Diketahui bahwa pada pagi ini aparat gabungan melakukan pembongkaran kawasan lokalisasi Kalijodo.
Pembongkaran dimulai pada pukul 07.30 WIB dan akan diselesaikan pada hari ini.
Dalam penertiban kawasan Kalijodo tersebut pun diwarnai dengan tengisan sejumlah wanita.
Tampak seorang ibu menjerit histeris untuk meluapkan kekesalannya dengan berlinang air mata.
"Senang kalian kalau kami sudah seperti ini," sebutnya sambil menangis.
Melihat situasi memanas, Kapolsek Penjaringan, AKBP Ruddi Setiawan, datang mencoba menenangkan.
Dengan bahasa jawa, dia mencoba membuat ibu itu lebih tenang.
Tribunnews.com/ Amriyono Prakoso
Warga Kalijodo menangis melihat pembongkaran rumahnya, Senin (29/2/2016)
Warga Kalijodo pun tampak berkerumun menyaksikan bangunan yang dihuninya bertahun-tahun dirubuhkan.
Wati, seorang warga yang masih tetap bertahan mengatakan tidak ada jalan lain untuk meninggalkan rumahnya yang sudah dihuni selama 32 tahun tersebut.
"Saya dari lahir sudah di sini. Mau ninggalin rumah itu enggak mungkin," ungkapnya di Kalijodo, Jakarta, Senin (29/2/2016).
Dirinya miris melihat rumahnya dihancurkan alat berat yang dikerahkan Pemprov DKI Jakarta.
Dengan pakaian seadanya yang melekat di tubuh Wati, dia mengatakan bahwa akan tetap berada di Kalijodo hingga waktu yang tidak ditentukan.
Tribunnews.com/Valdy Arief
Bangunan di kawasan Kalijodo, Jalan Kepanduan II, satu persatu dibongkar menggunakan backhow, Senin (29/2/2016)
"Mau di sini aja. Saya enggak mau pindah kemana-mana," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Pardi, seorang pria yang sudah menempati kawasan Kalijodo sejak 1986 tersebut.
Dia yang memiliki dua tempat kost-kostan harus menerima tempatnya dirobohkan.
"Itu rumah saya yang lagi dirubuhin," jelasnya seraya menunjuk satu bangunan.
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Warga menonton pembongkaran kawasan Kalijodo, Senin (29/2/2016).