Pasien Cuci Darah Desak DPR Panggil RSCM terkait Komersialisasi Kebijakan
Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia menilai RSCM mempunyai kebijakan hanya menyediakan kelas VVIP dalam melakukan operasi cangkok ginjal.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) menilai RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai salah satu rumah sakit rujukan nasional mempunyai kebijakan hanya menyediakan kelas VVIP dalam melakukan operasi cangkok ginjal (transplantasi ginjal).
"Kebijakan ini membuat pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan yang akan cangkok ginjal di RSCM harus membayar (cost sharing). Jumlahnya ratusan juta," kata koordinator KPCDI, Tony Samosir di Jakarta, Selasa (1/3/2016).
Menurut Tony, kebijakan ini merupakan komersialisasi. Kebijakan ini menutup pintu bagi pasien miskin untuk cangkok ginjal.
Padahal, menurut Tony, BPJS akan mengcover operasi cangkok ginjal dengan jumlah maksimal sebesar Rp 250 juta.
"Atas kejadian ini, KPCDI mendesak pimpinan Komisi IX DPR RI memanggil Kementerian Kesehatan dan Dirut RSCM untuk dimintai keterangan," ucap dia.
KPCDI adalah wadah bagi pasien cuci darah dalam membangun solidaritas di antara pasien, dan berhimpun untuk berkiprah dalam usaha memperbaiki regulasi yang berkaitan dengan penderita gagal ginjal.