Penelitian Terbaru: Lebih 65 Persen Anak SMP Pernah Menonton Video Porno
Lebih parahnya lagi, sejumlah anak SMP sudah masuk dalam karegori kecanduan video porno.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lebih dari 65 persen pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta sudah pernah menonton video porno.
Lebih parahnya lagi, sejumlah anak SMP sudah masuk dalam karegori kecanduan video porno.
Demikian hasil temuan terbaru sebuah penelitian yang digagas Afiyati Reno, dosen bidang teknologi informatika (TI) Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, yang dirilis Minggu (6/3/2016).
“Saya adakan kuesioner ke anak SMP kelas 1. Lebih dari 65 persen sudah pernah nonton video porno," kata Reno yang mengembangkan penelitian bidang pengembangan teknologi ramah anak ini di Jakarta.
Sementara, 30 persen lainnya adalah anak-anak perempuan kelas 1 SMP yang memang tidak mau menonton video porno.
Melalui cara menyebar kuesioner terhadap pelajar kelas 1 SMP di sejumlah sekolah di Jakarta Barat, menunjukan 65 persen lebih pelajar kelas 1 SMP sudah pernah menonton video porno.
Mereka memperolehnya dengan mudah melalui gadget yang terhubung dengan internet.
Bukan itu saja. Dosen TI UMB ini pun menemukan anak SD pun ada yang sudah kecanduan Pornografi.
Saat menggelar berbagai seminar dan diskusi dengan sasaran komunitas ibu-ibu yang memiliki anak SD dan SMP, dia terkejut dilapori orang tua yang menemukan anaknya yang masih pelajar SD terpapar pornografi hingga tingkat kecanduan.
“Ibunya datang menangis-nangis. Anaknya duduk di kelas 4 SD kecanduan pornografi," kata dia.
"Saat ini anaknya harus berhenti sekolah untuk menjalani terapi selama kurang lebih satu setengah tahun,” kisah Afiyati.
Dia menilai kasus anak terpapar pornografi sebetulnya kesalahan orang tua.
Karena menurut Afiyati, umumnya anak mendapatkan gadget canggih dengan teknologi tinggi dari orang tua dengan segala alasannya. Tanpa adanya pengawasan.
Selain itu Afi juga mengimbau kepada orangtua, agar terus mengawasi anak-anaknya dari permainan game secara berlebihan.
Sebab jika dibiarkan secara berkesinambungan maka anak akan malas berpikir dan hilang kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat.
Dalam seminar dengan tema Berteknologi Dengan Sehat di SMP 10 Al-Azhar Kembangan, Jakarta Barat, Afi menjelaskan dampak anak usia dini diperkenalkan dengan Gadget.
"Ada cara untuk memblokir konten pornografi dan memantau gadget anak-anak kita. Saya bersama teman-teman juga selalu memblokir konten video porno tapi kendalanya yaitu ketika kita blok 5 Video yang masuk 20 video, seperti mati satu tumbuh seribu," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.