Dari Puisi Freedi di Facebook dan Ayam KFC Ketiga yang Menewaskannya
"....Aku kaget, kok nih anak begini amat. Tapi, dia memang biasa nulis lagu rohani," ujar Nuryadi.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meninggalnya Freedi Djajadi menyita perhatian publik apalagi ia tewas saat mengikuti lomba makan makanan siap saji brand terkenal.
Ratusan pelayat dari keluarga, kerabat dan teman berdatangan silih berganti ke tempat persemayaman, Rumah Duka Abadi, Jalan Raya Daan Mogot, Jakbar sepanjang, Sabtu (12/3/2016).
Selain ingin melihat yang terakhir kali, mereka juga memanjatkan doa untuk mendiang.
Tak terkecuali tujuh teman mendiang semasa sekolah di STMK BPK Penabur Tanjung Duren, Jakbar pada 1992-1995.
Septian (39) mengaku terkejut dengan meninggalnya Freedi.
Apalagi, dia meninggal setelah tersedak saat mengikuti lomba makan ayam cepat saji.
Sepengetahuannya, Freedi bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan asing.
Komunikasi terakhir dengan korban dilakukan melalui grup Whatsapp (WA) pada tiga pekan lalu.
"Di grup WA, dia nggak pernah cerita mau ikut lomba makan ayam," ujar Septian di Rumah Duka Abadi.
Menurutnya, Freedi tidak pernah bercerita mempunyai kesulitan keuangan sehingga tergiur mengikuti lomba makan ayam berhadiah Rp5 miliar itu.
Ia hanya menyayangkan minimnya persiapan atau tidak adanya petugas medis dari penyelenggara lomba tersebut.
Seingat Septian, nafsu makan Freedi terbilang normal semasa sekolah. Hanya saja, Freedi beberapa kali menggunakan inhaler dan diduga karena menderita asma saat Kelas 1 SMK.
"Jadi, sekitar 20 tahun lalu, waktu awal kami sekolah SMK itu, dia ada seperti penyakit asma. Dia waktu itu suka pakai inhaler. Pas lulus, saya nggak perhatikan dia lagi," ujar Septian.
Sementara itu, teman Freedi lainnya, Nuryadi (40) mengenal mendiang sebagai sosok baik, cerdas, pendiam, pandai membuat sketsa gambar dan terbilang religius.