Dinas Perhubungan Jakarta Sediakan Bus Gratis Antisipasi Metromini Mogok
Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyediakan enam unit bus bantuan untuk mengantisipasi aksi mogok sopir dan kondektur metromini, Senin (14/3/2016).
Penulis: Valdy Arief
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyediakan enam unit bus bantuan untuk mengantisipasi aksi mogok sopir dan kondektur metromini, Senin (14/3/2016).
Enam bus melayani penumpang dari Blok M ke beberapa tempat lain di Jakarta secara gratis.
"Dua bus ke Tanah Abang, tiga ke Manggarai, dan satu ke Kampung Rambutan. Semuanya gratis," kata Kepala Terminal Blok M, Mulya di kantornya, Senin (14/3/2016).
Mulya menyebutkan bus berkapasitas 30 penumpang tersebut akan terus tersedia pada hari ini hingga pukul 18.00 WIB.
"Ketika bus untuk antisipasi aksi mogok sudah mulai masuk terminal akan kami beri tahu melalui pengeras suara," katanya.
Selain di terminal yang dia kelola, jelas Mulya, terminal lain seperti Kampung Rambutan dan Manggarai juga menyediakan bus serupa.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 2.000 orang dari Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) melakukan aksi unjuk rasa, Senin (14/3/2016).
Aksi unjuk rasa akan digelar di Balai Kota DKI Jakarta, Istana Negara, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Perwakilan akan menyampaikan aspirasi terkait Revisi Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang usia kendaraan (peremajaan,-red)” kata Kasubdit Bin Gakum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto saat dihubungi Senin (14/3/2016).
Dari Balai Kota, massa akan bergerak ke Istana melalui dalam Monas masuk lewat pintu monas barat daya atau patung kuda.
Aspirasi yang akan disampaikan tentang keberadaan angkutan Ilegal menggunakan plat hitam yang difasilitasi perusahaan jasa aplikasi.
Selain itu, massa mendesak pemerintah untuk mengeluarkan segera Perpres atau Inpres yang mengatur persoalan transportasi yang sebelumnya diatur UU No 2 Tahun 2009 tentang lalu lintas.
Aksi juga dilakukan serempak di wilayah Jabodetrabek dalam bentuk pemasangan kain hitam di lengan kiri yang menandakan matinya transportasi di Indonesia.
Akibat aksi tersebut, Terminal Blok M yang biasanya dipenuhi bus metromini, kini tampak lenggang.
Hal itu berakibat calon penumpang harus menunggu lebih lama dari biasanya.